Juz 5 An Nisa’ : 79
#SalamSrika
Jumat, 24 Sya’ban 1444 Hijriah / 17 Maret 2023 M
Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam, Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Aisarut Tafasir, Tafsir as-Sa’di
Surat An-Nisa Ayat 79
مَّآ أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ ٱللَّهِ ۖ وَمَآ أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ ۚ وَأَرْسَلْنَٰكَ لِلنَّاسِ رَسُولًا ۚ وَكَفَىٰ بِٱللَّهِ شَهِيدًا
Arab-Latin: Mā aṣābaka min ḥasanatin fa minallāhi wa mā aṣābaka min sayyi`atin fa min nafsik, wa arsalnāka lin-nāsi rasụlā, wa kafā billāhi syahīdā
Artinya: Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
« An-Nisa 78 ✵ An-Nisa 80 »
Pelajaran Menarik Tentang Surat An-Nisa Ayat 79
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 79 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran menarik dari ayat ini. Tersedia beragam penjabaran dari para ahli tafsir berkaitan makna surat An-Nisa ayat 79, di antaranya seperti terlampir:
Baca juga : Juz 5 An Nisa’ : 78
1. H. Agus Jaya, Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam
Pada ayat ini Allah SWT menegaskan bahwa apapun bentuk kebaikan, kemudahan dan kenikmatan, adalah karunia dan anugerah dari Allah swt.
Dan kesusahan apapun bentuknya, hal-hal berat dan buruk yang menimpa manusia disebabkan karena kelalaian dan kedurhakaan nya.
Dan Kami utus engkau wahai Muhammad sebagai Rasul, kepada seluruh manusia untuk menyampaikan Wahyu dan syariat tuhanmu, dan cukuplah Allah yang menjadi saksi atas kebenaran Wahyu tersebut.
Wallahu A’lam
Agus Jaya
PP. Pena Kita Sakatiga Indralaya Ogan Ilir Sumsel
085840154015 / 081367472006
Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam
Baca juga : Zikrulloh Vs Setan
2. Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H
79. Kemudian Allah berfirman, “Apa saja nikmat yang kamu peroleh” yaitu dalam (perkara) agama maupun dunia, “adalah dari Allah,” Dia-lah yang mengaruniakan dan memudahkannya dengan memudahkan sebab-sebabnya, “dana pa saja bencana yang menimpamu” dalam (perkara) agama maupun dunia, “maka dari kesalahan dirimu sendiri,” yaitu dengan dosa-dosamu dan usahamu, padahal apa yang dimaafkan oleh Allah darinya adalah lebih banyak, dan Allah telah membuka pintu-pintu kebaikanNya bagi hamba-hambaNya, dan memerintahkan merekka untuk memasuki kebaikan dan karuniaNya, dan mengabarkan kepada mereka bahwa kemaksiatan itu adalah penghalang dari karuniaNYa, lalu bila seorang hamba melakukannya, maka janganlah ia mencela kecuali dirinya sendiri, karena sesungguhnya yang menjadi penghalang dirinya memperoleh karunia Allah dan kebaikanNYa adalah hal tersebut.
Kemudian Allah mengabarkan tentang keumuman risalah RasulNya Muhammad seraya berfirman, “Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi” bahwa engkau adalah utusan Allah secara benar dengan apa yang telah Allah topang dengan pembelaanNYa dan mukjizat-mukjizat yang menakjubkan serta keterangan-keterangan yang pasti, dan hal itu adalah kesaksian yang paling utama secara mutlak, sebagaimana Allah berfirman, “Katakanlah: “Siapakah yang lebih kuat persaksiannya?” Katakanlah: “Allah”. Dia menjadi saksi antara aku dan kamu.” (Al-An’am : 19),
Dan apabila ia telah mengetahui bahwa ilmu Allah itu sempurna, kekuasaanNya yang menyeluruh, hikmahNya agung, dan Dia telah membantu RasulNya dengan apa pun yang telah menopangnya dan membelanya dengan pembelaan yang besar, niscaya yakinlah ia dengan hal tersebut bahwa ia adalah Rasulullah, dan bila tidak demikian, sekiranya dia mengadakan sebagian perkataan atas Allah, niscaya Allah benar-benar memegangnya dengan Tangan Allah, niscaya Allah benar-benar memegangnya dengan Tangan kananNya kemudian benar-benar Dia potong urat tali jantungnya.
Baca juga : Pedoman Puasa Ramadhan
3. Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
{مِنْ حَسَنَةٍ} min hasanah: hasanah adalah sesuatu yang menyenangkan. Sayyi’ah adalah sesuatu yang membawa mudarat.
Makna ayat :
Adapun ayat yang ketiga dan yang terakhir di dalam konteks ini, itu adalah firman Allah {مَا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللهِ وَمَا أَصَابَكَ مِنْ سَيِّئَةٍ فَمِنْ نَفْسِكَ} “Kebaikan apapun yang kamu peroleh adalah dari Allah dan keburukan apapun yang menimpa kalian adalah dari diri mu” Allah berdialog kepada Rasul, mengabarkan kepadanya bahwa kebaikan adalah berasal dari Allah. Yang mana Allah adalah pemberi titah dengan perkataan atau perbuatanNya dan Allah pula yang menciptakan sebab-sebab yang dapat mendukung terjadinya hal tersebut. Adapun keburukan, maka dari jiwa hawa nafsu yang memerintahkan kepada keburukan. Hawa nafsu yang bersinggungan langsung menyelisihi perintah dan larangan Allah. Oleh karenanya, tidaklah layak keburukan dikaitkan kepada Allah. Allah berfirman {وَأَرْسَلْنَاكَ لِلنَّاسِ رَسُولاً وَكَفَى بِاللهِ شَهِيداً} “dan Kami mengirim kamu kepada manusia sebagi seorang Rasul dan cukuplah Allah sebagai saksinya.” pelipur lara bagi Rasul dari apa yang dihadapinya berupa gangguan dari orang-orang dan akhlak buruk beberapa oknum-oknum yang secara tidak sengaja menimpa diri Rasul. Misalnya, orang-orang yang mengait-kaitkan keburukan kepada Rasul sebagai bentuk pembawa sial, Allah mengabarkan bahwa, kepentingan Rasul sekarang adalah menyampaikan risalah. Dan Rasul telah menunaikannya, Allah sebagai saksi akan hal tersebut serta memberikan ganjaran terhadap hal tersebut. Rasul adalah keluarga Allah dan Allah akan membalas orang yang menolak risalah kenabian beliau dan orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai saksinya.
Pelajaran dari ayat :
• Kebaikan dan keburukan, keduanya adalah atas takdir Allah.
• Kebaikan adalah dari Allah dan keburukan dari hawa nafsu. Kebaikan adalah perintah Allah yang mendatangkan sebab-sebabnya setelah Allah membuatnya terwujud dan menolong orang untuk mendapatkannya dan menjauhkan penghalang-penghalangnya. Keburukan adalah berasal dari hawa nafsu karena Allah melarangnya, mengancam pelakunya, tidak memberi taufik menuju padaNya dan tidak menolong untuk melakukannya, keburukan adalah dari hawa nafsu bukan dari Allah.
Referensi : https://tafsirweb.com/1611-surat-an-nisa-ayat-79.html