Juz 5 Surat An Nisa : 47

Sriwijaya Merdeka : Ogan Ilir

#SalamSrika

  1. H. Agus Jaya, Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْكِتَٰبَ ءَامِنُوا۟ بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقًا لِّمَا مَعَكُم مِّن قَبْلِ أَن نَّطْمِسَ وُجُوهًا فَنَرُدَّهَا عَلَىٰٓ أَدْبَارِهَآ أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّآ أَصْحَٰبَ ٱلسَّبْتِ ۚ وَكَانَ أَمْرُ ٱللَّهِ مَفْعُولًا

Arab-Latin: Yā ayyuhallażīna ụtul-kitāba āminụ bimā nazzalnā muṣaddiqal limā ma’akum ming qabli an naṭmisa wujụhan fa naruddahā ‘alā adbārihā au nal’anahum kamā la’annā aṣ-ḥābas-sabt, wa kāna amrullāhi maf’ụlā

Artinya: Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Quran) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka(mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.

 

Pada ayat ini Allah swt menyuruh orang-orang Yahudi dan Nasrani untuk beriman kepada nabi Muhammad Saw dan Wahyu yang Allah turunkan kepadanya yaitu Al Quran yang mendukung kebenaran kitab-kitab samawi sebelumnya.

Sehingga ketika mereka mendustakan Al Quran itu berarti mereka juga mendustakan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, kitab-kitab Allah ini saling mendukung kebenarannya.

Berimanlah kepada Al Quran sebelum berakhir masa kesempatan untuk beriman kepada Al Quran. Jika kesempatan itu tidak kalian pergunakan dengan baik yaitu beriman kepada Al Quran maka Allah akan mengubah muka muka kalian atau putar muka kalian menghadap ke belakang atau kalian mendapatkan azab karena kemaksiatan dan kedurhakaan kalian sebagaimana Allah mengazab orang-orang Bani Israil sebelumnya yang melanggar hari Sabtu, yaitu mereka yang ada pada Allah menjadi monyet-monyet dan selang beberapa waktu setelahnya mereka dibinasakan oleh Allah swt.

Dan sungguh kehendak Allah pasti terjadi.

 

Wallahu A’lam
Agus Jaya
PP. Pena Kita Sakatiga Indralaya Ogan Ilir Sumsel
085840154015 / 081367472006
Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam

2. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

47. ءَامِنُوا۟ بِمَا نَزَّلْنَا (berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan)
Ini merupakan peringatan Ilahi berupa kemurkaan dari-Nya atas mereka akan datang apabila mereka tetap meneruskan perbuatan mereka, yang mana mereka mengetahui kebenaran namun tidak mengikutinya dan bahkan mengamalkan yang sebaliknya.

مِّن قَبْلِ أَن نَّطْمِسَ وُجُوهًا (sebelum Kami mengubah muka(mu))
Yakni mengubah muka kalian dengan menghapus ciri-cirinya sehingga muka tersebut menjadi seperti tengkuk, dengan menghilangkan hidung, mulut, alis, dan mata.

فَنَرُدَّهَا عَلَىٰٓ أَدْبَارِهَآ(lalu Kami putarkan ke belakang)
Yakni setelah mengubah wajah tersebut lalu memutar kepalanya ke belakang, ke tempat tengkuk mereka.

أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّآ أَصْحٰبَ السَّبْتِ ۚ (atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat maksiat) pada hari Sabtu)
Dan kutukan yang diberikan atas orang yang bermaksiat pada hari sabtu adalah dengan mengubah mereka menjadi kera dan babi.
Pendapat lain mengatakan yang dimaksud adalah laknat dengan laknat yang sama, sehingga mereka terlaknat dengan laknat tersebut.

وَكَانَ أَمْرُ اللهِ مَفْعُولًا(Dan ketetapan Allah pasti berlaku)
Yakni pasti datang, kapanpun Allah menginginkannya niscaya akan terjadi.

📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah

47. Wahai orang-orang Yahud yang telah diberi kitab, berimanlah kepada apa yang Kami turunkan dalam Al-Qur’an sebagai pembenar (pendukung) kitab Taurat yang ada di sisi kalian (Ini adalah peringatan Tuhan karena murka terhadap mereka) sebelum wajah-wajah (kalian) dihilangkan (menghilangkan dan menghapus tanda-tanda yang ada di wajah) dan membaliknya sehingga menghadap kebelakang, Ini adalah pembalikan wajah secara fisik, namun yang dimaksud di sini adalah pembalikan wajah secara maknawi yaitu membatalkan rencana tipu muslihat yang ditujukan terhadap Islam, lalu kalian akan dibinasakan oleh kesedihan, atau Kami akan menolak kalian dari rahmat Kami dan mengutuk kalian sebagaimana Kami mengutuk Ashabus Sabt dengan mengubahnya menjadi kera dan babi. Perintah Allah itu pasti terjadi.

3. Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna Kata:
{أُوتُوا الْكِتَابَ} : utul kitab: Yahudi dan Nasrani. Yang dimaksud di sini adalah Yahudi saja.
{بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقاً} bimaa nazzalnaa mushoddiqo: Al Quran.
{نَطْمِسَ وُجُوهاً} nathimsa wujuuhan: Kami (Allah) menghilangkan bekas di wajah dan menghapus mata serta melenyapkan warna hitam di mata.
{فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا} Narudduhaa ‘alaa adbaarihaa: Kami (Allah) rubah wajah-wajah menjadi tengkuk, dan tengkuk menjadi wajah.
{كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ} kamaa la’annaa ashhaabas sabt: Kami (Allah) laknat mereka dengan merubah mereka menjadi kera sebagai ganjaran dan azab yang hina.
{وَكَانَ أَمْرُ اللهِ مَفْعُولاً} wa kaana amrullahi maf’uulaa: Perkara Allah adalah hal yang tidak lah mustahil karena tiada hal yang sulit bagi-Nya.

Makna Ayat:
Masih di tengah pembicaraan tentang Yahudi yang bertetangga dengan Rosul, maka dalam ayat ini Allah memanggil mereka dengan menyebut ilmu dan ma’rifah, hal itu dikarenakan mereka mempunyai kitab yang berupa Taurat sebagai perintah kepada mereka untuk beriman kepada kitab Al Quran dan beriman kepada Nabi Muhammad yang menerima Al Quran. Karena iman harus satu paket, kepada Al Quran dan kepada Nabi Muhammad juga. Allah berfirman {آمنوا} “berimanlah kalian” kepada Al Quran, kitab pembeda dan pembenar kitab yang telah bersama kalian berisi asas-asas agama, ciri-ciri Rosululloh dan perintah untuk menolongnya. Maka hendaknya kalian beriman kepadanya dan meninggalkan keraguan sebelum terjadi kutukan seperti yang telah terjadi kepada sebagian leluhur kalian menjadi kera dan babi, menimpa kepada kalian. {مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهاً} “sebelum kami mengusap wajah-wajah”, maka Kami (Allah) menghilangkan warna hitam di mata, hidung pun rata, mulut dikunci, dan wajah menjadi tengkuk, tengkuk pun mejadi wajah berjalan mundur adalah makna dari firman {فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ} “Kami merubah wajah-wajah menjadi di belakang atau kami laknat seperti Ashabussabt.” Ashabussabt adalah orang-orang Yahudi yang tidak mengindahkan larangan Allah dan tetap beburu di hari Sabtu. Dan berburu di hari Sabtu adalah haram bagi mereka, mereka tidak peduli dan Allah kutuk mejadi monyet. Dan yang diinginkan oleh Allah akan tercapai, tidak akan berbeda dari kehendak Allah dan tidak terlambat terjadinya karena tidaklah berat bagi Allah segala sesuatupun dan Dia Maha Mampu untuk segalanya.

Pelajaran dari ayat :
• Semestinya orang yang mempunyai ilmu menjadi lebih dekat dengan hidayah petunjuk Allah tetapi mereka terburu-buru untuk termakan hawa nafsu dari pada mengikuti petunjuk Allah, dengan memilih hal buruk serta terus larut di dalamnya dan ilmu mereka tidak bermanfaat. Dan orang-orang Yahudi tidak diberi petunjuk oleh Allah karena hal itu padahal sudah diserukan oleh Allah agar mereka beriman, namun tetap tidak beriman.
• Kewajiban menyegerakan bertaubat sebelum diturunkannya siksa dan kutukan yang mana kedua hal itu adalah hal yang dibenci oleh Allah.
• Kutukan dapat ditimpakan di wajah dengan merubah ideologi dan mental, maka bejat dan rusaklah hidup seorang manusia, itulah apa yang menimpa kaum Yahudi di Madinah. Mereka melanggar perjanjian, maka ada yang tewas dan ada pula yang terusir oleh sebab mereka berkepanjangan dalam kekafiran dan memusuhi Nabi serta kaum mukminin.
Referensi : https://tafsirweb.com/1579-surat-an-nisa-ayat-47.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »