Menakar Figur Cawapres Anies

#SriwijayaMerdeka: Surabaya

#Salam Srika

Senin4 Safar 1445 H/21 Agustus 2023 M

Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi

Menarik membaca opini yang ditulis oleh Mochamad Toha, wartawan senior, Freedom News, 19 Agustus 2023, berkaitan dengan siapa sesungguhnya yang pantas mendampingi Anies.

Sebagaimana yang ditulis Detik News ( Jum’at, 18 Agustus 2023 ) “Soal Cawapres, Pihak Anies Baswedan Merasa Cocok Dengan Gibran”

Masih menurut Detik News, Gibran juga berseloroh bahwa dia masih menunggu juga tawaran dari Anies, ketika namanya disandingkan dengan Ganjar dan Prabowo. Yang terbaru, Rocky Gerung melalui sebuah channelnya mengusulkan agar Megawati menarik pencalonan Ganjar dan memasangkan Anies – Puan untuk melawan Jokowi. Yang dimaksud dengan Jokowi bukan Jokowi sebagai pribadi, tapi lebih pada ambisi Jokowi yang ingin terus berkuasa dan melanggengkan oligarkhi China yang rakus, menjebak dan tak memberi kesempatan kepada pribumi.

Kebijakan Jokowi yang cenderung ke China tentu akan membuat sekutu negara – negara barat akan menjadi gusar, sehingga dibutuhkan jalan tengah dan tetap dalam kendali Indonesia, bukan yang selama ini terjadi, Indonesia dalam kendali asing.

Lalu seperti apakah Cawapres yang dibutuhkan Anies? dan tentu saja yang dibutuhkan untuk menghadapi tantangan geopolitik Indonesia kedepan.

Persaingan hegemoni antara Amerika Serikat dan China adalah sebuah keniscayaan. Apalagi berkaitan dengan Blok Natuna yang sedang akan dicaplok oleh China, tentu Amerika tak akan membiarkan begitu saja.

Amerika Serikat dan China adalah dua negara besar yang memiliki kepentingan yang saling bertentangan di berbagai bidang, termasuk politik, ekonomi, dan militer.

Persaingan hegemoni ini berpotensi menimbulkan konflik di kawasan Asia Tenggara, yang merupakan wilayah yang strategis bagi kedua negara.

Perkembangan teknologi yang pesat. Perkembangan teknologi yang pesat, meski telah membawa banyak manfaat bagi masyarakat, namun juga menimbulkan sejumlah tantangan baru.

Salah satu tantangan yang paling signifikan adalah potensi terjadinya penyalahgunaan teknologi untuk tujuan yang merugikan, seperti penyebaran berita palsu, pencurian data, dan serangan siber.

Perubahan iklim. Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini. Indonesia adalah salah satu negara yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim, seperti banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.

Perubahan iklim berpotensi menimbulkan kehancuran ekonomi dan sosial di Indonesia.
Kemiskinan dan ketimpangan.

Kemiskinan dan ketimpangan adalah dua masalah yang masih menjadi tantangan besar bagi Indonesia. Kemiskinan dan ketimpangan dapat memicu konflik sosial dan politik, yang dapat melemahkan stabilitas nasional.

Tantangan-tantangan geopolitik ini sangat kompleks dan saling terkait satu sama lain. Sehingga Indonesia perlu memperkuat kapasitasnya untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut agar dapat tetap menjadi negara yang kuat dan sejahtera.

Perubahan dan Keberlanjutan yang menjadi spirit Anies maju menjadi calon presiden harus menjadi dasar bagaimana dia kelak bila memimpin negeri ini.

Indonesia yang terlalu indah untuk dilupakan, tentu masih akan menarik perhatian bagi bangsa bangsa Barat dan Timur untuk tetap bercokol di Indonesia. Nah yang dibutuhkan adalah pemimpin yang berani tegak tetap menempatkan bangsa sendiri diatas kepentingan bangsa – bangsa lain, keberanian untuk bernegosiasi dan meninjau ulang perjanjian – perjanjian yang merugikan kepentingan bangsa sendiri, bangsa harus berdaulat, karena presiden punya mandat konstitusi, mencerdaskan, mensejahterakan, menertibkan dan mempersatukan, bukan menyerahkan kepala kepada asing untuk berbuat semaunya sendiri. Konsesi 180 tahun kepada China dalam pembangunan IKN adalah sebuah contoh bangsa telah terhadap kepada asing, seperti di zaman Orde Baru, bangsa menggadaikan tambang emas Freeport.

Syarat Cawapres yang dibutuhkan oleh Anies disamping tidak bermasalah, harus bisa membantu pemenangan, membuat solid koalisi dan punya kesamaan visi dan misi.

Ada banyak nama – nama yang muncul selain dari internal koalisi, seperti Ahmad Heryawan, AHY dan Khofifah, kini muncul lagi nama Gibran dan Puan, juga muncul nama Susi Puji Astuti, yang tegas terhadap kapal kapal asing yang masuk ke perairan Indonesia, nama KSAL, Muhammad Ali, saat ini juga menjadi perhitungan, karena rekam jejaknya dalam bertugas.

Dalam silaturahmi dengan para ulama dan kyai NU di Jawa Timur di Sidosermo Surabaya, Para Ulama dan Kyai merekomendasikan 5 nama, yaitu Khofifah Indar Parawansa, Yenny Wahid, Muhaimin Iskandar, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dan Mahfud MD. Meski demikian, Anies menyatakan bahwa hal terpenting dari rekomendasi para kiai itu bukanlah nama-nama tokoh, namun sumbangan pemikiran dari mereka.

Keberanian, ketegasan, tidak bermasalah dan membantu kemenangan serta punya visi yang sama, nampak pada nama – nama yang direkomendasikan diatas, baik itu dari kalangan sipil maupun militer, setidaknya terlihat dari nama nama diatas. Ada nama Susi Pudjiastuti, mantan menteri kelautan dan perikanan, ada nama AHY, Ketua Umum Partai Demokrat, ada nama KSAL, Muhammad Ali, ada juga nama Aher, mantan Gubernur Jabar, Prof Mahfud MD, Khofifah, dan yang lain lain, tentu juga masih ada diluar itu. yang pasti yang dibutuhkan saat ini adalah Cawapres disamping memenuhi syarat yang sudah ditetapkan, syarat lain adalah yang punya keberanian, ketegasan dan disegani oleh Barat, Amerika dan sekutunya serta China. Hal ini diharapkan teritorial kelautan dan perbatasan bisa dijaga dari gangguan asing, sehingga tugas tugas mensejahterakan rakyat bisa dilaksanakan dengan baik.

Semoga Mas Anies dibimbing Ilahi untuk mendapatkan Cawapres yang tepat dan mampu secara bersama menghadirkan perubahan dan keberlanjutan yang lebih baik bagi bangsa Indonesia.

Surabaya, 21 Agustus 2023

Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »