Palembang Jadi Proyek Percontohan GPIP Pendanaan MCA, LRT dan UMKM

#Sriwijaya Merdeka : Palembang

#SalamSrika                    

Kamis7 Rabiul Akhir 1446 H / 10 Oktober 2024 M

Reporter : Ki Tapa S Langit, Editor Mansur Al Falimbany

Baca Juga : https://sriwijayamerdeka.com/pj-wali-kota-palembang-sidak-pasar-tradisional-sekip-ujung/

Warga Masyarakat Palembang bangga Kota Palembang melalui Pemerintah Kota (Pemkot) Palembang menjadi satu dari 5 kota di Indonesia yang menjadi kota proyek percontohan Pemerintahan Amerika Serikat yang berpeluang untuk mendapatkan dana hibah sebesar Rp 2.000.000.000,-  dari Millenium Challange  Account (MCA), sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan Pemerintah Amerika Serikat

 

Penjabat Wali Kota Palembang Abdul Rauf Damenta mengatakan, Pemkot Palembang harus mengajukan permohonan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (KKPR) untuk pengembangan kawasan kepada pemerintah pusat.

 

“Untuk dapat hibah itu kita harus memenuhi kriteria,kita harus berbenah aspek.ruang pemerintah kota dengan pemerintah provinsi tidak bertentangan, alhamdulilah kita tidak ada kendala,” kata A Darmenta usai melakukan paparan rencana permohonan KKPR dengan Dirjen Tata Ruang Kementerian ATR BPR RI Dwi Hariyawan, Kamis (10/10/2024).

 

Pemanfaatan permohonan KKPR ini, katanya mendapat “lampu hijau” dari Kementerian ATR BPR RI dalam waktu dekat akan langsung ada jawaban persetujuan ini kerjasama Transit Orientwd Development (TOD).

 

“Ini juga tujuannya  untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat ataupun juga pelaku usaha disemua jenis layanan di Kota Palembang,” tegasnya.

 

Kawasan yang paling potensial lahan yang terletak bersebelahan dengan Stasiun Light Rail Transit (LRT) Ampera Palembang menjadi kawasan potensial untuk dikembangkan.

 

“Infrastruktur penghubung Stasiun LRT Ampera ini belum optimal dengan moda transportasi lainnya seperti fasilitas pejalan kaki dan tempat pemberhentian moda transportasi,” jelasnya.

 

Belum lagi stasiun LRT Ampera  bisa menjadi etalase yang menjadi penghubung sebagai kawasan wisata dan ritel.

 

“Ini juga kurang menariknya kawasan Ampera sebagai kawasan pariwisata dan ritel yang diakibatkan kurang baiknya perawatan kawasan, desain yang kurang menarik dari masalah keamanan hingga tidak optimalnya sirkulasi kendaraan dan parkir,” ungkapnya.

 

Dengan penataan dikawasan itu stasiun LRT Ampera ini akan terintegrasi antara stasiun LRT Ampera dengan destinasi disekitarnya.

 

“Meningkatkan integrasi LRT dengan modatransportasi umum lainnya sepeti Angkot,perahu sungai dan Transmusi, yang bermuara menjadi destinasi wisata tentunya sirkulasi kendaraan dan parkir aman, dan paling penting ramah lingkungan,” jelasnya.

 

Nah, karna itulah, Pemkot Palembang  sangat fokus untuk meningkatkan kawasan tersebut melalui dana bantuan Hibah itu nantinya.

 

“Kita akan konsen permohonan proyek berupa pengembangan Kawasan TOD antara lain hotel  dan retail lifestyle (rencana kegiatan), pengembangan kawasan Stasiun LRT Ampera,” tegasnya.

 

Dengan paparan itupun, Damenta optimis peluang mendapatkan hibah inipun terbuka lebar.

 

“Besok sudah ada jawaban dari Kementerian ATR BPR RI, setelah itu kita bisa melanjutkan ke tahap berikutnya kita akan menunjuk pihak yang akan meyelemgarakan itu, yaitu pihak independent untuk dilelang

 

“Dana Hibah itu kita fokuskan disatu titk dulu, baru akan merambah dikawasan lainnya,” tegasnya.

 

Sementara itu Kepala Dinas PUPR Kota Palembang Akhmad BastariST.,MT.,IPM.,ASEAN Eng    menjelaskan, total dana hibah itu sebesar Rp.10 T, hanya saja dibagikan untuk lima kota, dan Pemerintah Kota Palembang tengah memperjuangkan untuk mendapatkannya.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »