Anies Antara Pangeran Diponegoro dan Bung Karno

#SalamSrika

Senin, 9 Dzul Qa’dah 1444 Hijriah    /29 Mei 2023 M

Isa Ansori,

Akademisi dan Kolumnis

 

Barangkali terasa sangat klise menarasikan Anies dengan Diponegoro dan Bung Karno, tapi sejatinya tidak juga, karena apa yang sedang diperjuangkan Anies menggambarkan proses perjuangan di zaman Pangeran Diponegoro dan Bung Karno.

Pangeran Diponegoro adalah putra dari Sri Sultan Hamengku Buwono III dan R.A. Mangkarawati yang lahir dengan nama asli Raden Mas Ontowiryo pada 11 November 1785 di Yogyakarta.

Awal mula terjadinya Perang Diponegoro adalah ketika sang Pangeran tidak menyetujui campur tangan Belanda dalam urusan kerajaan. Pada tahun 1821 para petani lokal menderita diakibatkan penyalahgunaan penyewaan tanah oleh Belanda, Prancis, Jerman, dan Inggris.

Gubernur Hindia Belanda, Godert van der Capellen mengeluarkan dekrit pada 6 Mei 1823 yang menyatakan bahwa tanah yang disewa orang Eropa dan Tionghoa wajib dikembalikan kepada para pemiliknya pada 31 Januari 1824, namun sang pemilik wajib memberikan kompensasi kepada para penyewa lahan.

 

PROMO UMROH MILAD HOLIDAY ANGKASA WISATA

 

Pangeran Diponegoro memutuskan untuk melakukan perlawanan agar para petani di Tegalrejo dapat membeli senjata dan makanan. Amarah Pangeran Diponegoro memuncak setelah Patih Danureja atas perintah Belanda memasang tonggak untuk membuat rel kereta api di atas makam leluhurnya

Perang ini tercatat sebagai perang yang menelan paling banyak korban dalam sejarah Indonesia yakni 8.000 korban Belanda dan 7.000 korban pribumi dan 200 ribu orang mengalami kerugian materi sejumlah 25 juta Gulden.

 

Rumah Kontrakan 6 Pintu Di Jual

 

Perlawanan yang dilakukan oleh Pangeran Diponegoro itulah bisa menjadi inspirasi lahirnya kebangkitan nasional dan sumpah pemuda hingga 17 Agustus 1945, Proklamasi Kemerdekaan RI yang dilakukan oleh perwakilan bangsa Indonesia Soekarno – Hatta.

Keberanian Bung Karno memproklamasikan kemerdekaan tentu tak bisa dilepaskan dari ikrar para pemuda Indonesia yang berkongres dan melahirkan sumpah pemuda, 28 Oktober 1928. Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa, yaitu Indonesia.

 

Rumah Di Jual

 

Semangat merdeka dan membebaskan rakyat dari belenggu penjajahan dengan cita cita sebagaimana tertuang dalam pembukaan UUD 1945, mencerdaskan, menghadirkan ketertiban, menghapus penjajahan, mempersatukan, adil dan mensejahterakan.

Rangkaian perjuangan perlawanan terhadap penjajah, ikrar untuk mempersatukan dan menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia sebagaimana cita cita kemerdekaan yang tertuang dalam UUD 1945 tersebut, itulah yang dapat kita rekam dari perjalanan Anies selama memimpin Jakarta dan saat ini ketika dicalonkan sebagai capres 2024.

 

Rumah Kontrakan 2 Pintu Di Jual

 

Narasi yang dibawah Anies tidak hanya janji, tapi sudah terbukti di Jakarta. Anies mampu membebaskan Jakarta dari belenggu oligarki dan menghadirkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat Jakarta.

Anies menutup reklamasi pantai utara Jakarta yang dilakukan oleh penjajah ( oligarki), Anies memberi IMB bagi 1000 rakyat Jakarta yang selama ini dianggap menempati tanah ilegal dan Anies juga menghapus Pergub Jakarta yang mendirikan bangunan rumah yang selama dianggap berada diatas tanah yang diklaim sebagai milik pemerintah, yang dipertahankan oleh gubernur sebelumnya, Anies menaikkan upah buruh dan Anies juga menghadirkan toleransi ummat beragama melalui pengayoman dan perlindungan, bahkan Anies juga melestarikan adat istiadat dan budaya bangsa yang ada di Jakarta.

Rangkaian perjalanan yang dilakukan Anies dalam menghadirkan amanah konstitusi tak ubahnya seperti gambar besar perjalanan Pangeran Diponegoro sampai dengan Bung Karno memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia.

Sehingga tak salah kalau kemudian perjuangan Anies untuk itu semua dilawan oleh oligarki dan kekuasaan yang selama ini menjarah kekayaan negara.

Tentu tak bisa membiarkan Anies sendirian berjuang, siapapun yang bercita cita bangsa ini merdeka, adil, sejahtera dan bersatu, maka hanya dengan Anies bisa mewujudkan.

Rawe rawe rantas, Malang malang putung, yuk ramai ramai kita berantas, sepak terjang penjarah negara dan kita gulung.

Surabaya, 29 Mei 2023

Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Exit mobile version