Membaca Tingkat Kepuasan Warga DKI Terhadap Kepemimpinan Anies

Sriwijaya Merdeka: Surabaya

#SalamSrika

Isa Ansori, Kolumnis

Anies ini memang fonomena Aneh, banyak hal baik yang sudah dilakukan selama memimpin Jakarta, tapi kebaikan – kebaikan itu ternyata masih dianggap salah. Jangankan berbuat salah, berbuat baik pun masih dianggap salah.

Jadi kita nggak ngerti mahluk jenis apa yang dihadapi oleh Anies ini. Kalau setan pasti akan senang kalau Anies berbuat salah, tapi Aneh, kalau Anies dianggap melakukan kesalahan, maka Anies akan semakin dibully, Anies berbuat baik, akan dicari kelemahan kelemahannya.

Jadi kita nggak tahu apakah Tuhan menciptakan spesies setan baru, yang tidak pernah suka dengan apapun yang dibuat oleh orang lain yang tidak sejenis dengannya?

Tapi kita lupakan saja spesies setan baru ini, daripada menghabiskan waktu menanggapi mereka, ada baiknya kita membaca ulang tingkat kepuasan masyarakat Jakarta terhadap hal hal baik yang sudah dikerjakan Anies selama dia memimpin Jakarta, 5 tahun kepemimpinannya.

Adalah survey Popully Center yang dilakukan selama tanggal 6 – 16 Oktober 2022 dan dirilis tanggal 19 Oktober 2022. Dengan melibatkan 600 responden, menggunakan metode multistage random sampling dengan margin error 4 % dan tingkat kepercayaan 95 %.

Dalam survey itu didapatkan potret tingkat kepuasan masyarakat Jakarta selama Anies memimpin adalah 83.5 % dan 15.8 % tidak puas serta 0.7 % tidak tahu.

Tentu saja hasil ini berbanding terbalik dengan opini yang dikembangkan oleh setan jenis baru melalui media sosial. Itulah sebabnya Anies tak mau menanggapi apapun yang diopinikan mahluk jenis ini, karena mereka tak pernah bicara dengan akalnya, eh kalau punya akal. Mereka lebih banyak berhalusinasi. Jadi buat apa menanggapi asumsi, habis waktu kita untuk sesuatu yang tak manfaat, itulah kalimat kalimat yang sering dilontarkan Anies. Lebih baik saya fokus melayani rakyat Jakarta sebagaimana janji saya ketika dipilih oleh mereka sebagai gubernur.

Apa yang dirasakan oleh masyarakat Jakarta adalah sebuah pengalaman yang kemudian menjadi persepsi mereka. Sementara opini yang dikembangkan melalui medsos adalah sesuatu yang dibentuk, sehingga itu bukan suatu kenyataan.

Persepsi masyarakat Jakarta tentu dibentuk berdasar pengalaman yang dirasakan selama 5 tahun berada dibawah kepemimpinan Anies Baswedan. Itulah yang disebut dengan kenyataan.

Berdasarkan kenyataan yang ada tergambar bahwa persepsi masyarakat Jakarta adalah 84.2 % untuk Taman Maju Bersama, 81.9 % untuk penerangan jalan, 80.3 % untuk jaminan kesehatan Jakarta, 77 % untuk pengelolaan sampah, 76.2 % untuk pemeliharaan jalan, 75 % untuk Jaklingko, 73.8 % untuk program air bersih, 73.5 % untuk Kartu Jakarta Pintar Plus, 73.4 % untuk pembangunan dan pengoperasian MRT / LRT, 71.6 % untuk pembangunannya JIS, 68.5 % untuk Revitalisasi Taman Ismail Marzuki, 68 % untuk penataan kampung kota, 65.5 % untuk revitalisasi bangunan / sekolah rendah emisi, 61.7 % untuk program pariwisata dan 61 % untuk pembangunan intermediate treatment facilty ( ITF) di Sunter.

Namun sayangnya apa yang sudah menjadi capaian ini tak mampu memberi gambaran kepada ketua DPRD Jakarta dan gengnya, mereka lebih suka APBD dipakai untuk menanam saham di perusahaan bir.

Bagi Anies apa yang dilakukan oleh para pembenci dan buzzer antek oligarki bukanlah sesuatu yang menakutkan dan serius dihadapi, Anies lebih takut kelak bila sejarah dan anak cucunya menuliskan tentang apa yang dilakukan hari ini adalah sebuah kesalahan.

“Makanya saya fokus melayani rakyat Jakarta saja”, Kata Anies. Karena inilah yang akan ditulis oleh para sejarawan selama dia memimpin Jakarta.

Surabaya, 24 Januari 2023

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Exit mobile version