Tatkala Keaktifan Ibu-ibu Ikuti Pengajian Dinyinyiri
Sriwijaya Merdeka : Bandung
#SalamSrika
Tardjono Abu Muas,
Pemerhati Masalah Sosial
Jika ada seseorang merasakan di hatinya resah, gelisah dan atau galau tatkala melihat orang lain aktif mengikuti kajian ilmu agama, tak terkecuali termasuk Ibu-ibu aktif menghadiri pengajian lalu yang bersangkutan melalui lisannya mengungkapkan kegelisahannya yang bersifat “nyinyir”, maka tak perlu ditanggapi terlalu serius sehingga menjadi polemik berkepanjangan.
Jika terjadi polemik, maka dikhawatirkan malah yang bersangkutan menjadi “besar kepala”, dia merasa bangga telah menjadi pembicaraan banyak orang.
Baca Juga : Zikrulloh Vs Setan
Terinspirasi membaca tulisan berjudul: “Tidak Boleh Mengumpat Setan” yang dilansir situs konsultasisyariah.com, dituliskan terdapat larangan khusus mencela setan ketika terjadi kecelakaan.
Kisahnya, Salah seorang sahabat pernah membonceng Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ontanya terjatuh. Sahabat ini langsung mengatakan, Ta’isa as-Syaithan “Celaka setan”
Lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengingatkan,
Jangan kamu mengucapkan ‘celaka setan’. Karena ketika kamu mengucapkan kalimat itu, maka setan akan membesar, hingga dia seperti seukuran rumah. Setan akan membanggakan dirinya, ‘Dia jatuh karena kekuatanku.’ Namun ucapkanlah, ‘Bismillah…’ karena jika kamu mengucapkan kalilmat ini, setan akan mengecil, hingga seperti lalat. (HR. Ahmad 21133, Abu Daud 4984, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
At-Thahawi menjelaskan hadis ini,
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang hal itu, karena ucapan itu akan membuat setan bangga, dia menyangka kecelakaan itu disebabkan diri setan, padahal sejatinya bukan darinya. Namun datang dari Allah. Dan, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk menggantinya dengan ucapan ‘Bismillah..’ sehingga setan tidak mengganggap bahwa kecelakaan itu darinya dan dia memiliki peran dengannya.
(Musykil al-Atsar, 1/346).
Bagi orang yang beriman tentu telah memahami betul bahwa bisikan-bisikan setan dalam bentuk jin dan manusia akan selalu menghalangi manusia yang sedang meniti hidup di jalan-Nya. Jika bisikan setan dalam bentuk manusia kekinian yang sekali ucap menjadi viral, maka sikap kita mesti bijak ada yang berkewajiban mengingatkan yang bersangkutan.
Bagi Ibu-ibu yang telah puluhan tahun aktif mengikuti kajian ilmu di majelis-majelis taklim, maka tetaplah istiqomah menggali ilmu di dalamnya, anggap saja nyinyiran-nyinyiran yang terlontar dari mulut-mulut usil itu bak bisikan setan dalam bentuk manusia.