Isra Miraj (4): Nabi Muhammad Jadi Imam Sholat Bagi Para Rasul dan Bertemu Bidadari

Sriwijaya Merdeka : Jakarta

#SalamSrika

Rusman H. Siregar

Pendahuluan

Perjalanan Isra Miraj berikutnya, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bertemu para Nabi dan menjadi Imam sholat bagi mereka. Berikut kisahnya diceritakan Al-Habib Ahmad Bin Novel Bin Salim Bin Jindan (Pengasuh Yayasan Al-Hawthah Al-Jindaniyah).

Dalam perjalanan, Rasulullah صلى الله عليه وسلم beberapa kali berjumpa dengan sekelompok hamba-hamba Allah, mereka berkata: “Assalamu’alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi terakhir, Assalamu’alaika (keselamatan untukmu) wahai Nabi yang setelahnya adalah hari kebangkitan.” Maka Jibril berkata kepada Nabi: “Jawablah salam mereka.” Maka Nabi menjawab salam mereka dan bertanya: “Siapa mereka wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka adalah Nabi Musa, Nabi Ibrahim, dan Nabi Isa ‘alaihimussalam.”
Baca Juga : 

 Isra Miraj (3): Rasulullah Mencium Bau yang Amat Wangi dan Melihat Rupa Asli Dajjal

 

 

Bertemu Nabi Musa

Nabi صلى الله عليه وسلم melewati Nabi Musa ‘alaihissalam yang sedang sholat di kuburnya yang terletak di Bukit Pasir Merah (Ggunung Nebo). Postur tubuhnya, tinggi badannya, lurus rambutnya, kecoklatan kulitnya, seperti laki-laki dari Suku Syanuah. Dalam sholatnya Nabi Musa berkata dengan suara sangat lantang, “Engkau ya Allah memuliakannya (Nabi Muhammad) dan engkau ya Allah mengutamakannya (Nabi Muhammad).”

Maka Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengucapkan salam dan Nabi Musa menjawab salamnya dan berkata: “Siapa ini yang bersama Engkau wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Ini Ahmad.” Maka Musa berkata: “Selamat datang Nabi dari bangsa Arab yang memberikan nasihat kepada umatnya, dan kemudian Nabi Musa mendoakan Nabi Muhammad dengan keberkahan.” Nabi Musa berkata kepada Nabi Muhammad: “Mintalah kepada Allah kemudahan untuk umatmu.”

Kemudian mereka meneruskan perjalanan. Di perjalanan, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم bertanya kepada Jibril. “Siapa hamba mulia tadi wahai Jibril?” Jibril menjawab, itu saudaramu Nabi Musa bin Imran. Nabi bertanya: “Terhadap siapa dia berani mengangkat suaranya dengan lantang dan tegas?” Jibril menjawab: “Kepada Tuhannya.” Jibril berkata lagi: “Sesungguhnya Allah Ta’ala telah memaklumi ketegasannya.”

Bertemu Nabi Ibrahim

Kemudian di perjalanan, Nabi melewati pohon yang sangat besar sekali. Di bawah pohon itu ada seorang lelaki yang sangat berwibawa bersama anak keluarganya dan Nabi melihat lampu dan cahaya-cahaya yang terang. Rasululllah bertanya: “Siapa itu wahai Jibril?”

Maka Nabi Ibrahim berkata: “Selamat datang wahai Nabi dari bangsa Arab yang tidak bisa membaca dan menulis, yang menyampaikan risalah Tuhannya, dan memberi nasihat pada umatnya. Wahai anakku sesungguhnya engkau akan bertemu dengan Tuhanmu malam ini. Dan sesungguhnya umatmu adalah umat yang terakhir dan paling lemah jikalau engkau bisa menjadikan seluruh permohonanmu atau sebagian besar permohonanmu kepada Tuhanmu untuk umatmu maka lakukanlah.” Kemudian Nabi Ibrahim mendoakan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dengan keberkahan.

Baca JugaIsra Miraj (2): Jin Ifrit Tersungkur Ketika Mengincar Rasulullah di Atas Buraq

Singgah di Baitul Maqdis

Nabi صلى الله عليه وسلم melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai di lembah yang berada di Kota Baitul Maqdis. Di saat itu terlihatlah neraka Jahannam yang terbentang seperti permadani. Kemudian Nabi melanjutkan perjalanan bersama Jibril hingga sampai ke Baitul Maqdis dan memasukinya dari pintu kanan.

Kemudian Nabi turun dari Buroq dan dikaitkan di pintu masjid pada kaitan yang sama ketika para Nabi sebelumnya mengaitkan tunggangan mereka. Dalam riwayat lain, bahwa Jibril mendekati batu dan meletakkan jarinya kepada batu itu sampai tembus berlubang dan kemudian Buroq dikaitkan di lubang tersebut.

 

Jadi Imam Sholat Bagi Para Rasul

Rasulullah صلى الله عليه وسلم memasuki masjid dari pintu yang matahari dan bulan condong ke arahnya. Kemudian Nabi dan Jibril sholat dua rakaat dan tidak mengunggu lama berkumpullah manusia yang sangat banyak. Di antara mereka ada yang sedang sholat berdiri, ada yang rukuk, dan sujud.

Kemudian Adzan dan iqomah dikumandangkan. Mereka berdiri berbaris menunggu siapa yang akan mengimami mereka, lalu Jibril menggandeng tangan Rasulullah صلى الله عليه وسلم dan menuntunnya ke bagian depan. Nabi mendirikan sholat 2 rakaat sebagai imam bersama mereka.

Diriwayatkan dari Ka’ab bahwa Jibril mengumandangkan Adzan dan turunlah Malaikat dari langit dan Allah mengumpulkan seluruh Rasul dan para Nabi. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menjadi imam bagi para Rasul, Nabi dan Malaikat. Setelah selesai sholat, Jibril bertanya: “Wahai Muhammad! apakah engkau tahu siapa mereka yang sholat di belakangmu? Nabi menjawab, “Tidak.” Jibril berkata: “Mereka adalah seluruh Nabi dan Rasul yang telah diutus oleh Allah.”

Pujian dari Para Nabi

Diriwayatkan di dalam hadis Abi Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim dan disahihkan Imam Al-Baihaqi: ” Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم berjumpa dengan para arwah Nabi dan Rasul, kemudian mereka memuji kepada Allah. Berkata Nabi Ibrahim ‘alaihis salam: “Segala puji bagi Allah yang menjadikanku sebagai Kholil-Nya (sahabat-Nya) dan memberiku kerajaan yang agung dan menjadikanku laksana umat yang kembali kepada Allah dan menjadikanku panutan yang diikuti dan telah menyalamatkanku dari api sehingga menjadikannya bagiku dingin dan penuh kedamaian.”

Nabi Musa ‘alaihissalam memuji kepada Allah. “Segala puji bagi Allah yang telah berfirman kepadaku secara langsung dan menjadikan kehancuran Fir’aun dan keselamatan Bani Israil karena sebab perjuangan tanganku. Dan menjadikan sekelompok dari umatku sebagai petunjuk akan kebenaran dan dengan kebenaran mereka berbuat adil.”

 

Giliran Nabi Daud ‘Alaihissalam memanjatkan pujian kepada Allah. “Segala puji bagi Allah yang menjadikan untukku kerajaan yang agung dan melunakkan besi dan menundukkan untukku gunung-gunung yang bertasbih dan juga burung, dan memberikanku hikmah dan Fashl Al Khithob.”

 

Kemudian Nabi Sulaiman ‘alaihissalam menyampaikan pujiannya kepada Allah. “Segala puji bagi Allah yang menundukkan untukku angin, menundukkan kepadaku setan-setan, mereka bekerja untukku apa yang aku mau dari membangun gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring seperti kolam dan periuk-periuk yang kokoh. Dan mengajariku bahasa burung dan memberikanku segala macam kemuliaan dan menundukkan kepadaku tentara setan dan burung. Memuliakanku dari segala

 

Lalu Nabi Isa bin Maryam ‘alaihi salam pun memuji Allah. “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikanku sebagai Kalimat-Nya (kalimat-Nya, Nabi Isa diciptakan Allah dengan kalimat ‘Kun Fa Yakun’) sebagai tanda kebesaran-Nya, dan menjadikan perumpamaanku seperti Nabi Adam, Allah menciptakannya dari tanah dan Allah katakan: “Jadilah, maka terjadi (Kun Fa Yakun).” Dan segala puji bagi Allah yang telah mengajarkanku ilmu Al-Kitab, hikmah, Taurat, dan Injil, dan menjadikanku penyembuh penyakit buta dari lahir dan penyakit belang. Aku mampu menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Allah mengangkatku, menyucikanku, dan melindungi aku dan ibuku dari syaitan yang terkutuk, maka tidak ada celah bagi setan untuk mengganggu kami.”

Baca Juga : Isra Miraj (1): Kisah Perjalanan Agung Nabi Muhammad

Pujian Rasulullah SAW

Setelah para Nabi dan Rasul ‘alaihimussalam memuji kepada Allah dengan pujian yang indah atas anugerah yang Allah khususkan untuk mereka. Tibalah giliran Al-Mushtofa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم menyampaikan pujian kepada Allah.

“Kalian semua telah memuji Allah, dan aku pun akan memuji Allah atas karunia yang Allah khususkan kepadaku.” Kemudian Nabi صلى الله عليه وسلم memulainya dengan mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah mengutusku sebagai rahmat untuk alam semesta dan menyeluruh ke seluruh manusia sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan. Menurunkan kepadaku Al-Qur’an yang di dalamnya terdapat penjelasan tentang segala sesuatu. Menjadikan umatku sebaik-baiknya umat yang pernah ada, menjadikan umatku sebagai umat moderat dan menjadikan umatku sebagai golongan awal (yang masuk surga) dan golongan akhir (yang lahir ke muka bumi).

Segala puji bagi Allah yang telah melapangkan dadaku, menghapus dariku dosa-dosaku, meninggikan sebutanku, dan yang menjadikanku pembuka dan penutup.

Maka berkata Nabi Ibrahim ‘alaihissalam: “Dengan semua ini, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم mengungguli kalian wahai para Nabi”.

Para Nabi Diskusi

Tentang Hari Kiamat Para Nabi dan Rasul saling berbicara dan berdiskusi tentang perkara hari Kiamat. Merekapun bertanya kepada Nabi Ibrahim dan beliau menjawab: “Saya tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.” Lalu mereka bertanya kepada Nabi Musa, beliau menjawab: “Aku tidak tahu menahu tentang waktu dan saatnya.”

Mereka pun bertanya kepada Nabi Isa dan beliau menjawab: “Adapun waktu terjadinya, sungguh tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah. Dan dari apa yang telah sampai kepadaku bahwasanya ketika Dajjal keluar dan aku membawa dua bilah pedang, ketika Dajjal melihatku dia meleleh seperti melelehnya timah, dan Allah akan membinasakannya ketika ia melihatku, hingga pada saat itu bebatuan pun akan berkata: “Wahai muslim di bawahku ada seorang kafir bersembunyi maka kemarilah dan bunuhlah dia, dan Allah akan membinasakan mereka semua. Kemudian kembalilah para manusia ke tempat masing masing.

Dan pada saat itu keluarlah Ya’juj dan Ma’juj dan mereka turun berbondong-bondong dari tempat-tempat yang tinggi memasuki kota-kota. Tidaklah mereka datang ke suatu tempat kecuali mereka hancurkan dan bumi hanguskan dan mereka tidak melewati air kecuali mereka meminumnya hingga habis. Sehingga seluruh manusia mengadu kepadaku, lalu akupun berdoa kepada Allah dan Allah kemudian hancurkan mereka dan binasakan mereka semua, sampai bumi menjadi busuk karena bau bangkai busuk mereka.

Kemudian Allah pun turunkan hujan lebat yang membawa bangkai mereka sampai ke laut. Dan dari apa yang sampai kepadaku bahwa jika hal itu semua sudah terjadi maka waktu kedatangan hari Kiamat hanya tinggal seperti keluarga yang menunggu perempuan hamil tua. Tidak tau kapan mengagetkan mereka dengan kelahirannya di malam atau di siang hari.”

Nabi Muhammad Bertemu Bidadari Surga

Peristiwa agung berikutnya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم merasakan dahaga yang amat sangat. Maka Jibril pun datang dengan gelas berisi arak dan gelas berisi susu. Maka Nabi صلى الله عليه وسلم memilih susu. Jibril berkata kepadanya: “Engkau memilih Fitrah (kesucian), jikalau engkau meminum arak maka umatmu akan menyimpang dan tidak ada yang mengikutimu melainkan sedikit.” Di dalam riwayat lain, gelas tersebut ada tiga, yang ketiga di dalamnya berisi air. Jibril berkata padanya: “Kalau engkau meminumnya maka umatmu akan tenggelam.” Riwayat lain menyebutkan yang ketiga itu berisi madu pengganti dari air.

Kemudian Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat di samping kiri Shokhrahk (batu yang di atasnya sekarang dibangun Qubbah Ash Shokhrakh) para bidadari surga. Nabi memberi salam kepada mereka lalu para Biadadari Surga menjawab salamnya. Beliau menyapa mereka dan mereka menyambut sapaan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

Referensi: 1. Kitab An-Nur Al-Wahhaj Fi Qisshoti Al Isra wal Mi’raaj karya Al-Imam Al-‘Allamah Sayyid Zainal ‘Abidin bin Muhammad Al hadi bin Zainal ‘Abidin Al-Barzanji. 2. Kitab Al-Anwar Al-Bahiyyah dan Kitab Wa Huwa bil Ufuq Al-A’la karya Al-Muhaddits As-Sayyid Muhammad Bin Alawi Al-Maliki. 3. Kitab Al-Isra wal-Mi’raj karya Al-Imam Asy-Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi.

https://kalam.sindonews.com/read/360890/70/isra-miraj-4-nabi-muhammad-jadi-imam-sholat-bagi-para-rasul-dan-bertemu-bidadari-1615392196/20

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Exit mobile version