JUZ 5, An Nisa : 46

#Sriwijaya Merdeka : Ogan Ilir

#SalamSrika

بسم الله الرحمن الرحيم

  1. H. Agus Jaya, Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam

Sebagian Yahudi memutarbalikkan fakta ayat (1)

مِّنَ ٱلَّذِينَ هَادُوا۟ يُحَرِّفُونَ ٱلْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِۦ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَٱسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَٰعِنَا لَيًّۢا بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْنًا فِى ٱلدِّينِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا۟ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَٱسْمَعْ وَٱنظُرْنَا لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَٰكِن لَّعَنَهُمُ ٱللَّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا

Arab-Latin: Minallażīna hādụ yuḥarrifụnal-kalima ‘am mawāḍi’ihī wa yaqụlụna sami’nā wa ‘aṣainā wasma’ gaira musma’iw wa rā’inā layyam bi`alsinatihim wa ṭa’nan fid-dīn, walau annahum qālụ sami’nā wa aṭa’nā wasma’ wanẓurnā lakāna khairal lahum wa aqwama wa lākil la’anahumullāhu bikufrihim fa lā yu`minụna illā qalīlā

Artinya: Yaitu orang-orang Yahudi, mereka mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya. Dan (mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa. Dan (mereka mengatakan): “Raa’ina”, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: “Kami mendengar dan menurut, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.

[Surat An-Nisa’ 46]

Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun.* Dan (mereka mengatakan), “Rā`inā” ** dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali

Pada ayat ini Allah menjelaskan kesesatan dan pembangkangan orang-orang Yahudi serta upaya mereka menampakan kebatilan dan menyembunyikan kebenaran.

ahli agama yang sesat dari orang-orang Yahudi itu memalsukan ayat-ayat Allah dan memindahkan dari tempat-tempatnya, baik dengan cara mengubah lafazhnya ataupun maknanya atau mengubah kedua-duanya sekaligus. Mereka memutarbalikkan kebenaran, menyembunyikan kebenaran dan menampakan kebatilan, bahkan menentang kebenaran.

Inilah kondisi ketaatan dan perbuatan mereka, bahkan terhadap perintah Allah mereka berkata kami mendengar nama kami tidak bisa mentaatinya.

Yaitu) di antara orang Yahudi, yang mengubah perkataan dari tempat-tempatnya. Dan mereka berkata, “Kami mendengar, tetapi kami tidak mau menurutinya.” Dan (mereka mengatakan pula), “Dengarlah,” sedang (engkau Muhammad sebenarnya) tidak mendengar apa pun.* Dan (mereka mengatakan), “Rā`inā” ** dengan memutarbalikkan lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan, “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, tetapi Allah melaknat mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali sedikit sekali

Orang-orang Yahudi itu juga berkata sesuatu yang tidak sopan dan menyakitkan kepada nabi Muhammad Saw.
Mereka berakata:
﴿اسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ﴾
Dengarlah dari kami sesuatu yang tidak engkau sukai bahkan engkau benci.

Dan selanjutnya mereka mengatakan pula, “ra’ina” dengan memutar-balikkan lidahnya dan dengan sengaja mencela ajaran agama.

Sekiranya mereka berkata kepada Rasulullah saw, “Kami mendengar perkataanmu dan patuh perintahmu, sebagai ganti dari perkataan ” وَٱسۡمَعۡ” dan dengarlah, dan ” وَرَ ٰ⁠عِنَا” perhatikanlah kami,” tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, karena tidak menimbulkan kemungkinan keliru.

Akan tetapi itu tidak mereka lakukan itu semua sehingga Allah melaknat mereka, karena kekafiran dan kedurhakaan mereka.

Mereka tidak beriman kecuali hanya sedikit sekali.

Menurut para mudasir, kata yang di ubah oleh orang Yahudi adalah

Wallahu A’lam
Agus Jaya
PP. Pena Kita Sakatiga Indralaya Ogan Ilir Sumsel
085840154015 / 081367472006
Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam

 

2. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah

46. مِّنَ الَّذِينَ هَادُوا۟ (Yaitu orang-orang Yahudi)
Yakni wahai orang-orang yang beriman kalian akan ditolong Allah dari orang-orang Yahudi.
Potongan ayat ini juga memiliki kemungkinan bahwa ia adalah permulaan pembicaraan, sehingga berarti, diantara orang-orang Yahudi terdapat sekelompok orang yang mengubah perkataan/wahyu.

يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ(mereka mengubah perkataan)
Yakni dengan memindahkan perkataan/wahyu itu dan menjadikannya ditempat yang lain; atau mentakwilkan dan mengartikannya dengan takwil yang tidak sebenarnya.

وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا (Mereka berkata: “Kami mendengar”)
Yakni kami mendengar perkataanmu.

وَعَصَيْنَا (tetapi kami tidak mau menurutinya)
Yakni tidak mentaati perintahmu.

وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ (Dan (mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa)
Yakni sebagai doa mereka agar rasulullah tidak bisa mendengar. -semoga Allah membinasakan mereka, bagaimana mereka sampai berpaling-.
Makna dari kalimat ini adalah dengarkanlah dan semoga engkau tidak bisa mendengar, dan penjelasan hal ini telah disebutkan dalam surat al-Baqarah: 104 pada tafsir kata (راعنا).

لَيًّۢا بِأَلْسِنَتِهِمْ (dengan memutar-mutar lidahnya)
Yakni membelokkannya dari kebenaran. Yakni mencondongkannya kepada apa yang ada dalam hati mereka sebagai bentuk keberpalingan dan keburukan mereka.

وَطَعْنًا فِى الدِّينِ ۚ(dan mencela agama)
Yakni dengan mengatakan seandainya dia seorang nabi niscaya dia akan mengetahui bahwa kita mencelanya. Maka Allah mengabarkan hal itu kepada nabi-Nya.

وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا۟ سَمِعْنَا (Sekiranya mereka mengatakan: “Kami mendengar)
Yakni mendengar perkataanmu.

وَأَطَعْنَا (dan menurut)
Yakni mematuhi perintahmu.

وَاسْمَعْ (dan dengarlah)
Yakni dengarkanlah apa yang kami katakan.

وَانظُرْنَا (dan perhatikanlah kami)
Sebagai ganti dari perkataan mereka (راعنا).

لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ (tentulah itu lebih baik bagi mereka)
Lebih baik daripada perkataan yang telah mereka ucapkan.

وَأَقْوَمَ (dan lebih tepat)
Yakni lebih tepat dan utama daripada perkataan mereka yang pertama yaitu
(سمعنا وعصينا واسمع غير مسمع وراعنا)

وَلٰكِن لَّعَنَهُمُ اللهُ بِكُفْرِهِمْ فَلَا يُؤْمِنُونَ إِلَّا قَلِيلًا (akan tetapi Allah mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis)
Akan tetapi mereka tidak memilih untuk menempuh jalan yang baik maka dari itulah Allah melaknat mereka.
Dan keimanan mereka adalah keimanan terhadap sebagian kitab dan mengingkari sebagian lainnya, dan mengimani sebagian Rasul dan mengingkari sebagian lainnya.

3. Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi

Makna kata :
{ﻫﺎﺩﻭا} haaduu: orang yahudi, konon karena perkataan mereka {ﺇﻧﺎ ﻫﺪﻧﺎ ﺇﻟﻴﻚ} innaa hudnaa ilaika: kami bertaubat dan kembali
{ﻳﺤﺮﻓﻮﻥ} yuharrifuun: tahrif memelesetkan perkataan dari maknanya menuju makna yang salah untuk menyesatkan.
{اﻟﻜﻠﻢ} al kalim: perkataan Allah di dalam taurat.
{ﻭاﺳﻤﻊ ﻏﻴﺮ ﻣﺴﻤﻊ} wasma’ ghoiro musma’: dengarkan apa yang kamu katakan, Allah tidak akan membuat kami mendengar perkataanmu. Ini adalah bentuk nyata kekafiran mereka.
{ﻭﻃﻌﻨﺎ ﻓﻲ اﻟﺪﻳﻦ} wa tho’nan fid diin: mereka mencela Rosul adalah bentuk tikaman yang parah di dalam agama.
{ﻭاﻧﻈﺮﻧﺎ} wanzhurnaa: tundalah untuk kami sampai kami paham.
{ﻭﺃﻗﻮﻡ} wa aqwam: lebih adil dan lebih lurus.
{ﻟﻌﻨﻬﻢ اﻟﻠﻪ ﺑﻜﻔﺮﻫﻢ} la’anahumullah bikufrihim: Allah melaknat kekafiran mereka dengan dihalaunya mereka dari kasih-sayang dan petunjuk-Nya karena kekafiran mereka kepada Rosul.

Makna ayat :
{مِنَ الَّذِينَ هَادُوا يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَنْ مَوَاضِعِهِ} “Dan dari orang-orang Yahudi yang menyelewengkan perkataan-perkataan dari tempatnya”, maksud dari ‘perkataan-perkataan’ adalah perkataan atau firman Allah dalam Taurat. Dan penyelewengannya adalah dengan memalingkan makna Firman dari maksudnya atau dengan mengganti Firman dan merubahnya sebagai cara untuk menyesatkan manusia dan menjauhkan dari kebenaran yang seharusnya, yaitu beriman dengan Firman Allah, melafalkanya serta beramal dengannya. Kaum Yahudi berkata kepada Nabi Muhammad dan menempuh jalan kekafiran yang sengit, {سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ} “kami mendengar dan kami membangkang, dengarkanlah perkataanmu sendiri dan kami tetap tidak mendengar’, maksudnya Allah tidak akan membuat kami mendengar. {وراعنا} “perhatikanlah kami” itu adalah kata yang pada lahirnya adalah berasal dari kata perhatian dan maksudnya adalah bentuk penolakan kepada Nabi. Dan dalam hal ini mereka memaksudkannya الرعونة (dungu) yang mereka katakan kepada Rosul sebagai bentuk hinaan dan celaan kepadanya, semoga Allah melaknat, menghinakan dan memutus asal mereka. {لَيّاً بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْناً فِي الدِّينِ} maksudnya adalah karena lisan mereka melenceng dengan kalimat kalimat yang mencela Rosul yang tidak gamblang bagi mereka dan berpaling dari Rosul.
Allah berfirman {وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانْظُرْنَا} “kalau mereka berkata, ‘Kami mendengar dan kami taat, dengarkanlah kami dan lihatlah kami’, yakni intazhorna ganti dari kata raa’inan, niscaya itu akan lebih baik dan lebih benar bagi mereka, yaitu adil, lebih layak secara adab. Namun mereka tidak mengatakan itu karena Allah telah melaknat dan mengharamkan petunjuk bagi mereka karena kekafiran yang ada pada diri mereka serta tidak mau beriman kecuali hanya secuil, yakni iman yang tidak bermanfaat bagi diri mereka karena sangat sedikit yang mana iman yang secuil itu tidak dapat memperbaiki akhlak mereka, mensucikan jiwa mereka serta tak dapat menyambut mereka menuju kesempurnaan di dunia dan akhirat.

Pelajaran dari ayat :
• Mengupas tuntas keburukan niat dan amal kaum Yahudi di hadapan Nabi.
• Orang yang memiliki keimanan yang secuil tidaklah bermanfaat baginya dalam keadaan {يَا أَيُّهَا الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ آمِنُوا بِمَا نَزَّلْنَا مُصَدِّقاً لِمَا مَعَكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَطْمِسَ وُجُوهاً فَنَرُدَّهَا عَلَى أَدْبَارِهَا أَوْ نَلْعَنَهُمْ كَمَا لَعَنَّا أَصْحَابَ السَّبْتِ وَكَانَ أَمْرُ اللهِ مَفْعُولاً (47) } “Wahai para ahli kitab, berimanlah dengan yang kami turunkan kepada kalian sebelum kami menghapus wajah-wajah dan membalikkan ke arah belakang, atau Kami laknat mereka seperti tatkala kami laknat para ashabus sabt, dan perkara Allah akan terlaksana”

Referensi : https://tafsirweb.com/1578-surat-an-nisa-ayat-46.html

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Exit mobile version