Juz 5 An Nisa’ : 64
#SalamSrika
Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam, Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Aisarut Tafasir
Surat An-Nisa Ayat 64
وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ ٱللَّهِ ۚ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ جَآءُوكَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ ٱللَّهَ وَٱسْتَغْفَرَ لَهُمُ ٱلرَّسُولُ لَوَجَدُوا۟ ٱللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا
Arab-Latin: Wa mā arsalnā mir rasụlin illā liyuṭā’a bi`iżnillāh, walau annahum iż ẓalamū anfusahum jā`ụka fastagfarullāha wastagfara lahumur-rasụlu lawajadullāha tawwābar raḥīmā
Artinya: Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.
1. H. Agus Jaya, Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam
Pada ayat ini Allah memotivasi kepada hambaNya untuk senantiasa taat kepada Rasulullah Saw (Muhammad Saw).
Ketaatan kepada Rasulullah hanya bisa lahir dengan izin Allah swt.
Seandainya ada diantara umat Rasulullah saw yang melakukan kemaksiatan lalu dia menyadari akan kesalahannya tersebut, kemudian dia datang kepadamu wahai Rasulullah dengan pengakuan sudah melakukan kemaksiatan dan dia mohon ampunan serta Rasulullah juga memohonkan ampun untuknya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa mereka.
Sungguh Allah maha pengampun terhadap setiap dosa dan maha kasih sayang terhadap setiap hambaNya.
Wallahu A’lam
Agus Jaya
PP. Pena Kita Sakatiga Indralaya Ogan Ilir Sumsel
085840154015 / 081367472006
Baca juga : Juz 5 An Nisa’ : 63
2. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
64. وَمَآ أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ (Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati)
Yakni dalam apa yang diperintahkan dan dilarangnya.
بِإِذْنِ اللهِ ۚ (dengan seizin Allah)
Yakni dengan pengetahuan Allah.
Pendapat lain mengatakan yakni dengan taufik-Nya.
وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذ ظَّلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ (Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya)
Dengan meninggalkan ketaatan kepada rasul dan merujuk perkara mereka kepada selainnya.
جَآءُوكَ (lalu datang kepadamu)
Yakni dengan keadaan bertaubat dan berlepas diri dari kejahatan-kajahatan dan pembangkangan mereka.
فَاسْتَغْفَرُوا۟ اللهَ (lalu memohon ampun kepada Allah)
Atas dosa-dosa mereka, dan tunduk kepadamu hingga kamu menjadi pemberi syafa’at dan peminta ampunan bagi mereka.
لَوَجَدُوا۟ اللهَ تَوَّابًا رَّحِيمًا (tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang)
Yakni mendapati-Nya memberi mereka taubat dan rahmat yang luas dan banyak.
3. Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna Kata:
{ﺑﺈﺫﻥ اﻟﻠﻪ} bi izdnillaah: izin Allah adalah maklumat dari Allah tentang suatu hal dan perintah-Nya.
{ﻇﻠﻤﻮا ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ} zhalamuu anfusahum: menzalimi diri mereka sendiri dengan berhukum kepada thoghut serta meninggalkan berhukum kepada Rasulullah.
{ﻓﺎﺳﺘﻐﻔﺮﻭا اﻟﻠﻪ} fas taghfarullah: meminta kepada Allah agar Allah mengampuni mereka dengan lafaz اﻟﻠﻬﻢ اﻏﻔﺮ ﻟﻨﺎ Allahummaghfirlanaa “Ya Allah, ampunilah kami” atau اﺳﺘﻐﻔﺮﻭا اﻟﻠﻪ istaghfirullah.
Makna Ayat:
Setelah diputuskan salah dan sesatnya orang munafik dan yahudi yang ingin berhukum kepada seorang thaghut, Ka’ab bin Al Asyraf dan orang munafik, yang telah diterangkan dalam ayat yang sebelumnya; Allah mengabarkan dalam ayat yang berikut, bahwa Dia tidaklah mengirim seorang Rasul sebagai utusan dari para Rasul-Nya yang berjumlah ratusan, kecuali dengan memerintahkan kaum mereka untuk taat dan mengikuti serta berhukum kepada Rasul tadi atas setiap hal yang diperselisihkan. Perintah, putusan, serta ketetapan seorang Rasul tadi itu terjadi dengan kehendak Allah dan jikalau Allah tidak menghendaki, maka tidaklah akan terjadi seperti halnya yang telah Allah kabarkan tentang orang-orang yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri karena telah mencari penengah dan menyerahkan putusan kepada seorang thoghut, dan mereka berpaling dari berhukum kepada mu (Muhammad). Jikalau mereka datang kepadamu (Muhammad) dan berserah diri dengan dosa-dosa mereka sembari meminta ampun kepada Allah atas dosa-dosa mereka dan kamu (Muhammad) memintakan ampun untuk mereka kepada Allah. Maksudnya kamu meminta ampun kepada Allah untuk mereka; jikalau hal ini terjadi, niscaya hal itu akan memberikan mereka hidayah untuk bertaubat dan Allah menerima taubatnya. Maka mereka akan mendapati bahwa Allah adalah {ﺗﻮاﺑﺎ ﺭﺣﻴﻤﺎ} “Maha penerima taubat dan Maha penyayang” Ini adalah makna ayat yang 64 {ﻭﻣﺎ ﺃﺭﺳﻠﻨﺎ ﻣﻦ ﺭﺳﻮﻝ ﺇﻻ ﻟﻴﻄﺎﻉ ﺑﺈﺫﻥ اﻟﻠﻪ ﻭﻟﻮ ﺃﻧﻬﻢ ﺇﺫ ﻇﻠﻤﻮا ﺃﻧﻔﺴﻬﻢ ﺟﺎءﻭﻙ ﻓﺎﺳﺘﻐﻔﺮﻭا اﻟﻠﻪ ﻭاﺳﺘﻐﻔﺮ ﻟﻬﻢ اﻟﺮﺳﻮﻝ ﻟﻮﺟﺪﻭا اﻟﻠﻪ ﺗﻮاﺑﺎ ﺭﺣﻴﻤﺎ}
Pelajaran dari ayat :
• Wajibnya taat kepada Rasul dalam segala yang diperintahkan dan dilarang.
• Bukti kebatilan orang yang menyangka bahwa di dalam ayat ada dalil bukti bolehnya meminta istighfar kepada Rasulullah dikarenakan firman Allah {وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ جَاءُوكَ} “dan sesungguhnya, sekiranya mereka setelah menzalimi dirinya datang kepadamu (Muhammad)” ayat ini turun tentang dua orang laki-laki yang ingin berhukum/mencari penengah yaitu Ka’ab bin Al Asyraf dan berpalingnya mereka dari Rasulullah, disyaratkan agar mereka bertaubat dan mendatangi Rasulullah serta Rasulullah meminta ampun kepada Allah untuk mereka berdua, oleh karena itu diterimalah taubat mereka berdua. Dan jikalau mereka tidak kembali ke Rasulullah, maka mereka tidak akan diampuni. Adapun orang yang selain mereka berdua, maka taubatnya tidaklah hanya sebatas kembali ke Rasulullah dan tidaklah ada permintaan ampun dari Rasullullah kepada Allah dan ini adalah perkara yang sudah terjadi ijmak.
• Setiap dosa, besar ataupun kecil dikatergorikan sebagai perbuatan zalim kepada diri sendiri. Maka wajib bertaubat dengan cara istighfar, penyesalan dan niat yang kuat untuk tidak kembali lagi melakukan dosa itu bagaimana pun keadaannya.
Selanjutnya : Juz 5 An Nisa’ : 65
Referensi : https://tafsirweb.com/1596-surat-an-nisa-ayat-64.html
Disadur ulang : Herman Suryanto/Srika