Juz 5 An Nisa’ : 82
#SalamSrika
Senin, 27 Sya’ban 1444 Hijriah / 20 Maret 2023 M
Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam, Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir, Aisarut Tafasir, Tafsir as-Sa’di
Daftar Haji dan Umroh, Holiday Angkasa Wisata
H. Herman Suryanto, wa : 082374406288
Surat An-Nisa Ayat 82
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ ٱلْقُرْءَانَ ۚ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ ٱللَّهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ ٱخْتِلَٰفًا كَثِيرًا
Arab-Latin: A fa lā yatadabbarụnal-qur`ān, walau kāna min ‘indi gairillāhi lawajadụ fīhikhtilāfang kaṡīrā
Artinya: Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya.
Pelajaran Menarik Tentang Surat An-Nisa Ayat 82
Paragraf di atas merupakan Surat An-Nisa Ayat 82 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada berbagai pelajaran menarik dari ayat ini. Terdokumentasikan bermacam penjabaran dari banyak ulama tafsir mengenai makna surat An-Nisa ayat 82, di antaranya seperti terlampir:
Baca Juga : Juz 5 An Nisa’ : 81
1. H. Agus Jaya, Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam
Pada ayat ini Allah memerintahkan untuk mentadaburi Al Quran, dengan cara memahami makna-maknanya, merenungi pesan-pesan yang terkandung di dalamnya, memahami pesan-pesan hukum yang ada di balik ayatnya dan mengupas isyarat-isyarat yang terkandung di dalamnya.
Dengan mentadaburi Al Quran maka akan menjadi pintu-pintu ilmu pengetahuan, membersihkan hati, memperkuat keyakinan, semakin mengenal Allah dan kekuasaan Nya, memahami dan mengetahui musuh manusia yang sebenarnya, mengetahui jalan yang membawa kepada kehancuran dan kebinasaan.
dengan tadabbur Alquran ini akan menghantarkan pada puncak kayakinan bahwa Al Quran adalah wahyu yang benar, yang Allah turunkan dengan segala kebenaran, dihantar oleh utusan yang benar dan diterima oleh nabi yang benar Serta menyampaikannya dengan benar.
Dengan mentadaburi Al Quran maka akan lahir keyakinan bahwa Al Quran adalah kitab yang terjaga. Tidak ada satu persoalan pun yang bertentangan dengan ayatnya yang lain dalam Al Quran.
Setiap ayat dengan ayatnya yang lain saling menguatkan, saling menopang dan menjadi penjelas bagi yang ayat lainnya.
Kalaulah Al Quran bukan dari sisi Allah maka niscaya akan ditemukan banyak pertentangan antara satu ayat dengan ayat lainnya.
Namun itu tidak terjadi karena Al Quran benar-benar wahyu Allah yang maha mulia dan maha menjaga.
Wallahu A’lam
Agus Jaya
PP. Pena Kita Sakatiga Indralaya Ogan Ilir Sumsel
085840154015 / 081367472006
Tafsir al Qalam fi Bayani Kalam as Salam
Baca Kisah Rasulullah Seri 16: Mengikuti Paman Ke Syam
2. Zubdatut Tafsir Min Fathil Qadir / Syaikh Dr. Muhammad Sulaiman Al Asyqar, mudarris tafsir Universitas Islam Madinah
82. أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ (Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran?)
Yakni apakah kalian berpaling dari al-qur’an dan tidak mentadabburinya.
Yakni tidak memahami dan tidak mendalami maknanya, sesungguhnya jika mereka mentadabburinya dengan tadabbur yang sebenarnya niscaya mereka akan mendapatkannya serasi tanpa ada pertentangan dan akan memahami makna sebenarnya firman Allah:
كل من عند الله (semua datang dari sisi Allah) (an-Nisa:78)
Dan firman-Nya:
وما أصابك من سيئة فمن نفسك (dan keburukan apapun yang menimpamu itu dari kesalahan dirimu sendiri) (an-Nisa: 79)
وَلَوْ كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا۟ فِيهِ اخْتِلٰفًا كَثِيرًا (Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya)
Yakni perbedaan, saling bertentangan, dan tidak memiliki kesesuaian dengan kenyataan karena hal-hal ini merupakan sifat dari perkataan manusia; apalagi jika yang mengatakannya masuk dalam pembahasan hal-hal yang ghaib maka tidak akan sesuai dengan kenyataan kecuali sedikit sekali.
Tonton Vidio Rasulullah Seri 16 : Zaid bin Haritsah Anak Angkat Rasulullah
3. Tafsir as-Sa’di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di, pakar tafsir abad 14 H
82. Allah memerintahkan agar merenungi kitabNya, yaitu berfikir tentang maknanya, memfokuskan pikiran padanya, pada asas-asasnya dan pada kesimpulannya serta hal-hal yang berkaitan dengannya, dengannya dapat dihasilkan segala kebaikan dan dibuahkan segala ilmu, dengannya iman bertambah dalam hati dan akarnya akan tertancap dalam-dalam. Sesungguhnya ia memberi tahu tentang Rabb yang harus di sembah dan segala perkara tentang segala sipat-sipat kesempurnaan dan perkara yang disucikan dariNya dari berbagai sipat kekurangan, ia memberitahukan tentang jalan yang menyampaikan kepadaNya, dan tentang sipat-sipat penghuni syurga dana pa pun yang mereka dapatkan ketika memasukinya, memberitahukan tentang musuh yang benar musuh hakiki, dan tentang jalan yang mengakibatkan siksaan serta sipat-sipat penghuninya dan hal apa pun yang ada pada mereka yang menyebabkan siksaan tersebut. Dan setiap kali hamba bertambah renungannya terhadap Al-Qur’an, niscaya pula bertambah ilmu, amal, dan kearipannya, oleh karena hal itu Allah memerintahkan kepada hal tersebut dan menganjurkannya lalu ,mengabarkan bahwa itulah maksud dari turunnya Al-Qur’an, sebagaimana Allah berfirman,” Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai fikiran.” (Sad:29)
dan Allah juga berfirman
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?” (Muhammad:24).
Dan diantara faidah merenungi kitabulah adalah, bahwa dengan merenunginya bahwa seorang hamba akan sampi kepada derajat keyakinan dan ilmu bahwa Al-Qur’an itu adalah Kalam Allah, karena sesungguhnya ia akan menyaksikan bahwa sebagiannya membenarkan sebagaian yang lain, dan Anda akan menyaksikan hikmah-hikmah, kisah-kisah, dan kabar yang di ulang-ulang dalam Al-Qur’an dalam beberapa tempat, seluruhnya saling sesuai dan saling membenarkan, sebagaimana tidaklah membatalkan yang lainnya, dengan demikian di ketahuilah kesempurnaan Al-Qur’an dan bahwasanya ia adalah dari dzat yang ilmunya meliputi segala sesuatu, karena itulah Allah berfirman, “Kalau kirannya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya,” maksudnya, ketika Al-Qur’an, itu dari sisi Allah, maka tidak aka nada perselisihan di dalamnya sama sekali.
Baca juga Rubrik Haji dan Umroh : Mengenal Miqat dalam Ibadah Haji, di Mana Saja Lokasinya?
4. Aisarut Tafasir / Syaikh Abu Bakar Jabir al-Jazairi, mudarris tafsir di Masjid Nabawi
Makna kata :
{أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ} afalaa yatadabbaruu: mentadaburi Al Quran, membaca satu ayat atau beberapa ayat dan mengulanginya lagi berkali-kali untuk memahami maksud Allah dari ayat itu.
Makna ayat :
Dan firman Allah di dalam ayat (82) {أَفَلا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ} “apakah mereka tidak merenungkan al Quran” yang menegur atas berpalingnya mereka, kebodohan mereka dan salah paham mereka. Andai saja mereka mau merenungi/mentadaburi al Quran yang dibacakan kepada mereka dan yang mereka dengan pagi dan petang, niscaya mereka akan mengerti bahawa Rasul adalah sesuatu yang benar adanya dan apa yang datang bersamanya adalah kebenaran. Maka mereka akan beriman, masuk Islam dengan baik keIslamannya dan berakhir kemunafikan yang telah merusak hati dan membuat bobrok akal mereka. Sesungguhnya tadabur Al Quran dengan seksama dan mengulangi ayat-ayatnya mengantarkan mereka kepada kebenaran dan menjauh dari kebatilan serta lebih dekat untuk paham, jika mereka mau mentadaburi Al Quran perkataan Allah yang bukan perkataan manusia. Jikalau Al Quran adalah perkataan manusia, maka akan ditemukan pertentangan dan perselisihan. Tapi Al Quran adalah perkataan Sang Pencipta manusia. Oleh karenanya Al Quran mempunyai kata-kata yang dalam, lafazh-lafazh yang mengena, makna-makna yang kokoh dan ayat-ayat yang penuh petunjuk kepada kebahagiaan dan kesempurnaan. Hal-hal tadi adalah bukti bahwa Al Quran perkataan Allah yang turun dengan kemuliaan Allah, benar adanya kepada utusan-Nya dan tidak ada gunanya kafir dan kemunafikan setelah adanya Al Quran. Ini adalah makna dari firman Allah {وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلافاً كَثِيراً} “Jikalau Al Quran adalah dari selain Allah, niscaya akan mereka temukan pertentangan yang banyak di dalamnya.”
Pelajaran dari ayat :
• Wajibnya mentadaburi Al Quran untuk menguatkan iman.
• Tanda bahwa al Quran adalah wahyu dan perkataan dari Allah, terbebas dari ketimpangan dan pertentangan dalam lafal dan maknanya.
Referensi : https://tafsirweb.com/1614-surat-an-nisa-ayat-82.html