Kenapa PBNU/NU Dianggap Pro Rezim atau NU Plat Merah?

Sriwijaya Merdeka : Bandung

#SalamSrika

Oleh : Gus Aam Wahib Wahab
Ketua Umum Khitthah Ulama Nahdilyin (KUN)

Pasca seabad usia Nahdlatul Ulama (NU), umat nampaknya terus mengamati dinamika politik keormasan yang meliputi Organisasi Islam tertua kedua setelah Muhammadiyah, yang didirikan oleh Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari dan KH Wahab Chasbullah. Salah satunya, bagaimana NU memainkan politik keormasan, berperan aktif menyampaikan koreksi dan sejumlah nasihat agama pada sejumlah isu-isu penting, sebagai manivestasi dari aktivitas dakwah amar ma’ruf nahi mungkar.

Sebagaimana kita ketahui bersama,
sampai saat ini kami nyaris belum pernah mendengar satu pernyataan pun resmi dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama
PBNU terkait sejumlah persoalan mendasar dalam kehidupan beragama, berbangsa & bernegara,
yang saat ini sudah melenceng atau menyimpang jauh.

Sebut saja di antaranya terkait isu-isu sbb :
1. perpanjangan masa jabatan Presiden hingga tiga periode,
2. Perpanjangan masa jabatan Presiden sampai waktu tertentu,
3. Muncul dan masifnya pergerakan kebangkitan Komunis PKI,
4. Hukum yang tumpul keatas namun tajam kebawah,
5. Kriminalisasi terhadap Ulama,
6. Serbuan TKA Asing & Aseng,
7 Soal Omnibus Law Cipta Kerja
8 Hingga soal proyek Ibukota Nusantara (IKN).

Baca juga:     KOMISI YUDISIAL HARUS PERIKSA MAJELIS HAKIM

PBNU atau NU terlihat absen dalam sejumlah Isu penting yang berkaitan dengan hajat & kemaslahatan umat. Bahkan, cenderung menjadi ‘Bamper’ penguasa, karena sejumlah statement pengurus justru melegitimasi masalah yang ada.

Mungkin saja,
absennya PBNU / NU
dalam beberapa isu tersebut menjadi dasar yang menyebabkan munculnya persepsi umat terhadap PBNU atau NU saat ini dianggap atau di cap sebagai
NU Pro Rezim atau
NU Plat Merah.
Hal ini pulalah yang menyebabkan PBNU/NU saat ini kehilangan kepercayaan dari sebagian masyarakat warga Nahdliyin sendiri, bahkan juga sebagian besar umat Islam dan masyarakat Indonesia pada umumnya.

Dalam konteks interaksi global, saat ini dunia international utamanya Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa & Asia lainnya, sudah mulai melirik ormas Islam lainnya, selain NU yang lebih kritis & tajam dalam menyikapi berbagai permasalahan kehidupan beragama, berbangsa & bernegara.

Melihat siuasi dan kondisi NU tersebut, Kami para cucu pendiri NU, para Kyai, Habaib, Gus dan Masyayikh tentu merasa sangat prihatin, susah, sedih, kecewa dan bahkan sebagiannya merasa sakit hati.
Citra NU yang jatuh ini, Jelas menyelisihi semangat didirikannya NU Hadratus Syaikh
KH Hasyim Asya’ri dan
KH Wahab Chasbullah

Berangkat dari rasa prihatin yang mendalam, kami para cucu pendiri NU yang didukung penuh oleh Para Kyai, Habaib, Gus & Masyayikh berinisiatif melakukan upaya perbaikan NU. Maka LAHIRLAH Komite Khitthah Nahdlatul Ulama 1926 disingkat KKNU 1926,
yang sekarang
berganti nama menjadi
Khitthah Ulama
Nahdliyin
disingkat KUN

Salah satu tujuan utama *lahir dan didirikannya *KUN Khitthah Ulama Nahdliyin adalah
sebagai suatu ormas Islam/Komunitas yang mempunyai keinginan kuat untuk mengembalikan NU
Ke Khitthah dan Jatidirinya, kembali
ke relnya,
Mengembalikan peran, fungsi & kontribusi PBNU / NU dalam kehidupan beragama berbangsa & bernegara

Di antaranya mengembalikan peran penting dan strategis yang harus diemban NU sebagai berikut:

Pertama, PBNU/NU harus menjaga dan membentengi paham dan ajaran Ahlus Sunnah Wal Jamaah dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam beragama, berbangsa dan bernegara.

Kedua, PBNU/NU menjadi mitra/Partner pemerintah yang menjalankan fungsi pengontrol, penasihat dan penyeimbang.

Ketiga, PBNU/NU mengambil peran sebagai payungnya NKRI,

Keempat, PBNU/ NU mengambil peran sebagai Jangkar NKRI

Selain KUN (Khitthah Ulama Nahdliyin) ada NU Garis Lurus dan NU Kultural yang
mempunyai pemikiran , pandangan, pendapat yang sama dan sepaham dengan KUN tentang peran, fungsi dan kontribusi PBNU atau NU terhadap kehidupan beragama, berbangsa dan bernegara.

Oleh karena itu Khitthah Ulama Nahdiyin KUN berkomitmen untuk bekerja sama dan
kerja bareng dengan :
NU garis lurus.
NU Kultural,
Ormas Islam lainnya, Umat Islam, Para Tokoh Agama, Tokoh Nasional, Tokoh Akademisi, TNI, serta Pengusaha dan
segenap masyarakat dan bangsa Indonesia,
demi terciptanya
persatuan, kesatuan rakyat dan bangsa Indonesia

Komitmen ini
disampaikan dengan tujuan utama semata-mata hanya untuk:
Memperbaiki keadaan Indonesia
Menyelamatkan NU
Menyelamatkan Rakyat dan Bangsa Indonesia
dari keterpurukan
Menyelamatkan anak cucu kita.
Generasi bangsa kita

Semoga kita semua dalam menjalankan tugas membela kebenaran dan menegakkan keadilan
Amar Ma’ruf Nahi Mungkar,
sesuai cita-cita atau tujuan utama para pendiri NU.
Selalu dalam bimbingan, lindungan dan Ridho Allah SWT,
Amien.

Lampung.1 Maret ‘ 23

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Exit mobile version