Membaca Anies Dari Rekam Jejaknya
#SalamSrika
Sabtu, 15 Syawal 1444 Hijriah /6 Mei 2023 M
Isa Ansori,
Akademisi dan Kolumnis
Baca Juga : Memenangkan Anies, Tidak Cukup Dengan Berdoa, Butuh Aksi Nyata
Anies ini memang unik, kenapa? Berdasarkan data survey yang muncul, posisinya selalu berada ditempat ketiga, tapi dialah yang menjadi sasaran pembullyan oleh pendukung capres yang diunggulkan survey. Aneh bukan?
Logikanya kalau mereka merasa menang, tak perlu membuat cara cara kotor dan menghalalkan segala cara untuk memenangkan calonnya. Tapi ya begitulah memang mereka, takut kehilangan kesempatan lagi mengeruk kekayaan negara dengan memanjakan oligarki. Sehingga nalar yang dipakai adalah bagaimana menjatuhkan Anies, memfitnah Anies dan kalau perlu Anies gagal menjadi calon presiden. Pada akhirnya semua orang yang berakal sehat perlu mempertanyakan kebenaran survey survey tadi.
Nah dalam perspektif Adler, seorang psikolog beliau mendiskripsikan bahwa pada dasarnya setiap orang itu rendah diri ( inferioritas), untuk mengatasinya mereka melakukan kerja kerja yang menggambarkan keunggulan yang dimiliki dalam rangka mengatasi inferioritasnya.
Dalam politik kerja kerja mengatasi perasaan inferioritas itu dikenal dengan citra. Mencitrakan diri seolah olah hebat, padahal sesungguhnya belum tentu seperti yang ditampakkan. Ada panggung depan dan ada panggung belakang. Panggung depan adalah sesuatu yang harus ditampakkan yang belum tentu menggambarkan yang sesungguhnya.
Nah untuk mengetahui apakah panggung depan itu sama dengan panggung belakang, sesuatu yang alami dan sebenarnya, rekam jejak seseorang dalam menjalankan aktifitasnya menjadi sangat penting, apalagi saat ini, media sosial dan media massa menjadi penulis handal tentang rekam jejak integritas seseorang, apalagi kalau orang tersebut pernah menjadi pejabat atau pemimpin.
Coba anda klik dalam goggle, gubernur bokep maka akan muncul nama gubernur yang pernah mengatakan melihat bokep itu adalah sesuatu yang wajar. Apakah itu muncul nama Anies? Kalau ya, maka tak layak Anies dipilih untuk memimpin Indonesia kedepan. Tidak mungkin bangsa ini diserahkan kepada seorang pemimpin yang hobinya seperti ini, akan jadi apa masa depan bangsa ini? Yang seperti ini pasti lingkungannya punya kesamaan dan akan menyepakati apa yang menjadi kebiasaannya.
Atau misalkan anda klik capres Indonesia pelanggar HAM atau gubernur pelanggar HAM, apakah nama Anies juga muncul? Nama nama yang muncul juga harus dipertimbangkan apakah layak dipilih untuk menjadi capres 2024 ?
Anda juga bisa klik apapun informasi yang menurut anda penting menjadi syarat untuk menjadi seorang capres, tentu tidak boleh hanya berdasar yang ditulis berita, tapi juga perlu dibuktikan dalam perilaku ketika memimpin, sehingga penilaian terhadap seorang capres tidak hanya berdasar berita, apalagi berita yang bersumber dari asumsi atau opini yang ingin menjatuhkan calon lain yang tidak didukung.
Terlalu banyaknya panggung depan yang dibuat baik, apalagi juga semakin banyak media dan lembaga survey yang cenderung partisan dan menjadi bagian tim sukses salah satu capres, maka melihat rekam jejak calon dengan cara melihat langsung atau mencari informasi yang benar dan bisa dipercaya adalah sebuah keniscayaan.
Cara melihat itu adalah dengan cara melihat fakta yang sebenarnya bagaimana seorang capres ketika menjadi pejabat atau pemimpin memperlakukan rakyatnya.
Anies Baswedan misalkan, yang dalam banyak hal menjadikan sasaran fitnah dan kebencian pendukung capres lain dengan tuduhan intoleran, radikal dan tuduhan tuduhan lain yang disematkan. Tapi benarkah itu? Tuduhan intoleran yang disematkan kepada Anies, ternyata bisa dipatahkan dengan kebijakan Anies dalam memperlakukan kelompok ummat beragama di Jakarta. Anies bahkan memberikan ijin pendirian bangunan ( IMB) bagi rumah – rumah ibadah yang pada zaman gubernur sebelumnya dipersulit. Bahkan Anies juga memberikan bantuan kepada ummat beragama bantuan financial untuk pengelolaan dan pengembangan rumah ibadah yang dikenal dengan bantuan operasional tempat ibadah ( BOTI). Bantuan tersebut diberikan kepada kelompok Islam, Kristen, Hindhu, Budha dan agama agama yang diakui keberadaannya didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Ada lagi tuduhan Anies melakukan pelanggaran HAM, namun pemberitaan itu bisa dibantah bagaimana Anies memperlakukan warganya secara manusiawi. Anies memberikan IMB bagi rumah rumah warga yang dulu tanahnya dirampas oleh negara. Bahkan Anies menerbitkan pergub bolehnya mendirikan bangunan di Kelurahan Petamburan, Tanah Abang dengan menghapus peraturan sebelumnya yang melarang.
Hal itu tercantum dalam Keputusan Gubernur No. 1596 Tahun 2021 tentang Pencabutan Keputusan Gubernur Nomor 122 Tahun 1997 tentang Penetapan Penguasaan Bidang Tanah Seluas +/- 23 Ha untuk Pembangunan Rumah Susun Murah dan Fasilitasnya di Kelurahan Petamburan Kecamatan Tanah Abang Kotamadya Jakarta Pusat
“Untuk memberikan kepastian hukum atas kepemilikan lahan bagi masyarakat,” demikian dikutip dari Kepgub Anies itu pada bagian Menimbang poin c.
Anies menunjukkan rekam jejak yang sudah dilakukan, bagi Anies tak perlu membantah asumsi dengan perkataan, Anies hanya mempersilahkan kepada para pembencinya dengan melihat fakta dan rekam jejaknya ketika memimpin Jakarta.
Rasanya tak akan ada habisnya mengurai rekam jejak Anies yang menunjukkan integritasnya, ditengah serbuan para pendukung capres yang integritasnya masih dipertanyakan.
Hanya mereka yang berintegritas yang akan memilih calon presiden yang berintegritas. Kalau anda merasa diri punya integritas dan berharap menjadikan Indonesia baik, maka tak ada pilihan lagi kecuali bersama Anies Baswedan.
Surabaya, 6 Mei 2023
Isa Ansori
Akademisi dan Kolumnis