Anies Punya Kemampuan Menjahit Perbedaan Dan Mempersatukan

#SriwijayaMerdeka: Surabaya

#Salam Srika

Sabtu, 9 Safar 1445 H/26 Agustus 2023 M

Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi

Bangsa ini meski sudah 78 tahun merdeka, tapi masih menyisakan banyak masalah, sehingga banyak hal yang menjadi tugas konstitusi pemimpin tak bisa dilaksanakan dengan baik.

Sejarah mencatat bahwa kemerdekaan Indonesia dicapai dengan persatuan, mengedepankan persamaan dan mengubur perbedaan, sehingga meski saat itu sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam Bagi Pemeluknya yang bersumber dari Piagam Jakarta harus dihapus, menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa, tidak menjadi persoalan, karena esensi Ketuhanan masih tetap ada.

Dinamika persoalan bernegara muncul ketika Soekarno mulai memunculkan tanda – tanda berpihak ke satu kelompok, Soekarno mulai memenjarakan kawan kawan seperjuangannya karena dianggap berbeda, sebut saja Amir Syarifuddin, Tan Malaka, Buya Hamka, M. Natsir dan bahkan Bung Hattapun merelakan untuk berpisah dengan Soekarno.

Konflik berbangsa ini menjadi semakin tajam ketika PKI dengan segala daya upaya mempengaruhi Soekarno untuk merongrong negeri dan menghabisi lawan – lawan politiknya, terutama kelompok Islam yang dianggap menghambat cita citanya menjadikan negara Indonesia sebagai negara yang berideologi komunis.

Konflik bernegara berlanjut ketika terjadi transisi dari Orde Lama ke Orde Baru. Gerakan 30 September PKI yang berupaya mengganti ideologi Pancasila menjadi berwarna Komunis ditumpas habis oleh Soeharto, setelah terjadi tragedi berdarah pembunuhan para jendral.

Dendam sejarah berlangsung lama selama periode Orde Baru, tragedi G 30 S PKI menjadi catatan kelam yang menorehkan sejarah kelam. Akibatnya, perilaku rezim selama Orde Baru sangat anti dengan hal hal yang berbau komunis dan menjadi dendam berkepanjangan.

Lalu apa bedanya Orde Baru dan Orde Lama, kalau dalam melihat perbedaan yang dilakukan adalah saling menghabisi dan menyemai dendam berkepanjangan? Semua harus disudahi, agar bangsa ini bisa menatap masa depannya.

Reformasi diharapkan menjadi sebuah zaman yang mampu membangun percakapan sejarah, sehingga terjadi dialog yang kelak akan bisa melihat masa depan Indonesia, namun sayangnya di zaman rezim Jokowi, menjadi sangat anti terhadap hal hal yang berbau Orde Baru, bahkan lebih subur menghidupkan perpecahan, slogan saya Indonesia, saya Pancasila adalah slogan yang justru menyebabkan konflik dan perpecahan, karena dikesankan bahwa siapapun yang tidak sejalan dengan pemikiran rezim, maka dianggap musuh dan layak untuk dihabiskan. Cerita piluh adalah apapun yang berhubungan dengan kelompok tertentu dalam Islam selalu dikesankan radikal, teroris, isis, khilafah dan lain lain yang dianggap akan mengganggu ambisi mereka. Sehingga di periode Jokowi di zaman reformasi perilaku kekuasaan tak ubahnya seperti Orde Lama dan Orde Baru.

Terasa sangat lelah bahwa kehidupan berbangsa kita seolah selalu didera oleh konflik, padahal selama ini dikalangan masyarakat bisa hidup damai dan berdampingan, meski mereka berbeda satu sama lain. Para elit jahat selama ini yang memprovokasi perpecahan dikalangan masyarakat.

Polarisasi di Indonesia telah terjadi selama beberapa tahun terakhir, dan semakin parah dalam beberapa tahun terakhir.

Polarisasi ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk perbedaan ideologi, agama, dan politik. Polarisasi ini telah menimbulkan berbagai masalah, termasuk konflik sosial, pertikaian politik, dan ancaman terhadap demokrasi.

Kita butuh pemimpin yang menyatukan, mampu membangun percakapan sejarah dan dialog, agar bangsa ini bisa melangkah menjadi bangsa yang merdeka dan maju.

Anies memiliki peluang untuk menjadi pemimpin yang dapat menyatukan bangsa Indonesia. Belau adalah sosok yang memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan berbagai kalangan, dan beliau memiliki visi untuk Indonesia yang bersatu dan damai.

Hal – hal yang bisa dilakukan Anies sebagaimana beliau memimpin Jakarta merupakan tugas sejarah membangun masa depan bangsa, mempersatukan, yang harus dilakukan diantaranya adalah

Mengedepankan persatuan dan toleransi

Anies harus menunjukkan komitmennya untuk persatuan dan toleransi. Dengan pengalaman beliau selama memimpin Jakarta, beliau mampu berbicara menentang segala bentuk ujaran kebencian dan diskriminasi. Beliau juga harus mendorong dialog dan kerja sama antar-kelompok masyarakat.

Membangun kepercayaan publik

Anies harus membangun kepercayaan publik terhadap pemerintahannya. Saya yakin dengan integritas yang dimiliki, beliau akan mampu menunjukkan bahwa dia adalah presiden yang jujur, adil, dan bekerja untuk kepentingan rakyat.

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

Anies harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama masyarakat miskin dan rentan. Hal ini akan membantu mengurangi ketimpangan dan menghilangkan salah satu penyebab polarisasi.

Anies memiliki peluang untuk menjadi presiden yang dapat menyatukan bangsa Indonesia. Beliau memiliki kemampuan dan visi yang diperlukan untuk mewujudkan Indonesia yang bersatu dan damai. Saya yakin dengan pasangan yang beliau pilih, beliau mampu untuk bekerja keras dan menghadapi tantangan yang tidak mudah.

Lalu Strategi Apa Yang Harus Ia Lakukan?

Pengalaman Anies memimpin Jakarta adalah modal kuat untuk mewujudkan persatuan itu, beberapa strategi yang dapat digunakan oleh Anies untuk menyatukan bangsa Indonesia adalah :

Melakukan pendekatan yang inklusif

Anies harus melibatkan berbagai kalangan dalam pemerintahannya. Saya yakin Anies mampu mendengarkan aspirasi dari berbagai kelompok masyarakat, dan mampu bekerja sama dengan mereka untuk mencapai tujuan bersama.

Meningkatkan kualitas pendidikan

Pendidikan yang berkualitas dapat membantu masyarakat untuk memahami perbedaan dan menghormati satu sama lain. Saya yakin Anies mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama pendidikan karakter dan pendidikan kewarganegaraan.

Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya persatuan dan toleransi

Anies harus mengkampanyekan persatuan dan toleransi kepada masyarakat. Saya yakin Anies mampu melakukannya melalui berbagai cara, seperti iklan layanan masyarakat, kampanye sosial media, dan kegiatan pendidikan.

Tugas untuk menyatukan bangsa Indonesia adalah tugas yang besar dan sulit. Namun, Saya yakin Anies memiliki komitmen dan strategi yang tepat, dia dapat mewujudkan Indonesia yang bersatu dan damai. Semoga!

Surabaya, 26 Agustus 2023

Isa Ansori
Kolumnis dan Akademisi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Translate »
Exit mobile version