Spirit Anies Spirit Kebangsaan
#SalamSrika
Jumat, 16 Ramadhan 1444 Hijriah / 07 April 2023 M
Isa Ansori, Akademisi dan Kolumnis
Baca Juga : Membayangkan Anies Membacakan Ulang Amukti Palapa di Pendopo Agung Trowulan
Menyimak dialog yang dilakukan wartawan Tribun News dengan Yusril Ihza Mahendra, Ketua Partai Bulan Bintang, kita mendapatkan problem bangsa ini akan bisa terurai dan bisa diselesaikan bila dua kekuatan besar Islam dan Nasionalis bisa disatukan.
Kekuatan Islam yang dimaksud adalah kekuatan Islam sebagaimana yang pernah dilakukan oleh M. Natsir ketika dipercaya menjadi bagian menyusun fondasi dasar negeri ini. M. Natsir yang dididik barat memahami betul bagaimana membangun Indonesia yang beragam ini dengan Islam dan Demokrasi. Bagaimana mentransformasikan nilai – nilai Islam ke dalam negara Indonesia yang beragam ini tanpa kekerasan dan konstitusional.
Bangsa Indonesia dalam dekade 10 tahun terakhir, mengalami pembelahan yang cukup tajam, pembelahan yang memang didesain untuk mempertahankan kekuasaan, isu intoleransi, isu radikalisme, isu terorisme dan isu isu lain yang lebih banyak disematkan pada kelompok Islam, membuat sebagian kelompok Islam diperlakukan tidak adil, disatu para buzzer piaraan istana dan partai politik dan politisi anti Islam dengan serta merta bisa merendahkan Islam dan ulama serta tokoh – tokoh Islam tanpa harus kuatir mendapatkan sanksi pidana. Berjibun laporan telah dilayangkan namun tak satupun diantara mereka bisa diseret keranah hukum, berbeda dengan tokoh – tokoh dan ulama, akan dengan mudah dikriminalisasi.
Jargon saya Indonesia, saya Pancasila adalah bagian dari cara – cara yang dibangun untuk membelah bangsa, seolah siapapun yang tak sama dan berbeda dengan cara berpikir mereka dianggap sebagai musuh dan layak dikriminalisasi dan dihabisi, pelanggaran HAM Km 50 dan penindasan petani Wadas di Jateng adalah bukti nyata pelanggaran nilai – nilai Pancasila yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan.
Padahal perjuangan para pendiri bangsa memerdekakan Indonesia adalah dalam rangka melawan penjajahan, ketidak adilan, melawan kebodohan dan melawan penindasan terhadap harkat dan martabat kemanusiaan.
Para pendiri bangsa berjuang untuk menegakkan perdamaian, menghapus penjajahan dan penindasan, mewujudkan persatuan, perdamaian, mensejahterakan dan mendamaikan untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
https://sriwijayamerdeka.com/category/addinul-islam/haji-dan-umrah/
Spirit Kebangsaan mewujudkan itu semua nampaknya bisa kita lihat di Jakarta semasa dipimipin oleh Anies Baswedan. Anies yang tumbuh dalam kalangan masyarakat kebanyakan, agamis, terdidik dalam pendidikan umum dan barat, memahami betul modernitas dan demokrasi. Apalagi Anies juga ditempa oleh sebuah organisasi ekstra kampus Islam yang modern dan berjuang untuk ke Indonesiaan. Sehingga Anies paham betul bagaimana menstranformasikan nilai nilai Islam di tengah keragaman berbangsa dan bernegara. Anies dihadirkan bukan hanya untuk satu kelompok saja, Anies dihadirkan untuk semua, untuk Indonesia.
Di Jakarta pula, Anies mampu mewujudkan Jakarta sebgai kota yang paling toleran dengan kemampuannya mengelola keragaman, semua kelompok Ummat beragama merasakan bagaimana Jakarta menjadi kota yang amat peduli kepada mereka. Mereka diperlakukan sama secara proporsional, mereka diayomi, Jakarta menjadi rumah bersama, sebagaimana dulu di zaman Rasulullah, Madina menjadi rumah bersama ummat.
Anies mampu membangun peradaban baru di Jakarta, peradaban bagaimana sebuah kota tak lagi hanya dinikmati oleh kelompok tertentu, Jakarta menjadi rumah bagi semua, menjadi kota yang melayani dan melindungi. Jakarta menjadi kota yang damai dan mempersatukan.
Spirit Anies membangun Jakarta sejatinya adalah spirit kebangsaan yang pernah dijanjikan oleh para pendiri bangsa ketika memproklamirkan Indonesia sebagai negara yang merdeka.
Narasi konstitusi, narasi kebangsaan adalah narasi yang ditawarkan oleh Anies ketika dirinya terpanggil dalam kontestasi pilpres 2024.
Anies menawarkan itu karena, sebagai cucu Pahlawan Nasional, AR Baswedan, dia merasakan ada yang janggal dalam pengelolaan negara dan sumber dayanya, dan ini bertentangan dengan konstitusi dan cita cita para pendiri bangsa.
Keterpanggilan itulah yang pada akhirnya membuat dirinya bersedia bersama rakyat Indonesia berjuang bersama untuk menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Narasi besar Anies menghadirkan konstitusi dan mewujudkan perdamaian, kesejahteraan dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat adalah visi Anies membangun Indonesia, ini sekaligus menjawab apa yang menjadi harapan Yusril dan seluruh rakyat Indonesia.
Jadi begabungnya rakyat Indonesia berjuang bersama Anies menuju 2024 itu bukan semata karena Anies, tapi bergabungnya masyarakat Indonesia berjuang bersama Anies karena kecintaannya terhadap Indonesia.
Semoga saja cita – cita ini bisa terwujud di 2024…aamien
Surabaya, 3 April 2024
Isa Ansori
Akademisi dan Kolumnis